Presiden Jokowi Disebut Terjebak 'Pinjol' Kereta Cepat, Rocky Gerung: Ini Adalah Penipuan

- 16 Oktober 2021, 12:33 WIB
Presiden Jokowi Disebut Terjebak 'Pinjol' Kereta Cepat, Rocky Gerung: Ini Adalah Penipuan
Presiden Jokowi Disebut Terjebak 'Pinjol' Kereta Cepat, Rocky Gerung: Ini Adalah Penipuan /Ilustrasi/Peter Wieser/PIXABAY/PeterW1950

KABAR BESUKI - Akademisi Rocky Gerung menyebut Presiden Jokowi terjebak 'pinjol' kereta cepat dan menyebut proyek tersebut sebagai penipuan.

Rocky Gerung menyebut adanya karakter 'pinjol' dalam proyek kereta cepat yang disepakati Presiden Jokowi dengan China, sehingga memaksa negara melakukan bailout anggaran.

"Soal pinjol, secara diem-diem juga akan berlangsung di proyek kereta cepat karena ini juga pinjol sebetulnya kan? Yang tadinya pinjol karena gagal bikin antisipasi maka terpaksa harus di-bailout oleh negara tuh," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Sabtu, 16 Oktober 2021.

Baca Juga: Rocky Gerung Ungkap Sebab Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dilanjutkan: Keinginan Presiden untuk Pencitraan

Rocky Gerung kemudian juga menyoroti kasus Inggris dan Perancis yang juga mengalami kegagalan dalam proyek transportasi melalui Comcore.

Satu-satunya kesalahan Comcore adalah kurang cermatnya perhitungan skala ekonomi sebelum memulai proyek transportasi di Inggris-Perancis.

"Jadi terlihat bahwa Comcore fallacy itu, ketidakmampuan dari perusahaan besar Inggris dan Perancis yang punya ambisi untuk bekerja sama di dalam upaya untuk mempercepat transportasi gagal karena skala ekonominya nggak dihitung tuh. Tapi kalau soal Comcore, itu dua negara besar yang betul-betul lakukan koordinasi G2G dan akhirnya batal," ujarnya.

Baca Juga: Said Didu Tawarkan Solusi Agar Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Balik Modal: Tutup Jalan Tol 75 Tahun

Rocky Gerung menegaskan, proyek kereta cepat yang diteken Presiden Jokowi bersama China merupakan sebuah penipuan, bukan sesuatu yang nyata seperti proyek jalan tol.

Anehnya kata dia, Presiden Jokowi justru tetap ngotot memaksakan untuk melanjutkan proyek kereta cepat bahkan hingga menguras APBN, meski dinilai tak ekonomis.

"Dalam kasus kereta, ini adalah penipuan, bukan sesuatu yang lurus seperti tol. Comcore salah hitung aja tuh, tapi dia tetap jalan walaupun akhirnya tidak ekonomis. Tapi di sini, udah kacau sebetulnya dan harusnya dibatalkan tapi dipaksakan, bahkan dipaksakan melalui APBN," katanya.

Baca Juga: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Disorot Media Jepang, Fadli Zon: Lobi China Terlalu Kuat

Rocky Gerung menilai, Presiden Jokowi memiliki fallacy dalam berpikir yang jauh lebih buruk dibandingkan Comcore yang hanya terkendala tingginya biaya proyek.

Bahkan kata dia, saran dari Boston Consulting Group yang sempat disewa pemerintah juga tak digubris oleh Presiden Jokowi.

"Jadi ini fallacy yang lebih buruk dari Comcore. Comcore persoalannya hanya pada saat terlilit biaya yang sangat tinggi, ini kita dari awal udah jadi soal dan bahkan konsultan internasional waktu itu disewa oleh pemerintah (Boston Consulting Group) itu memberi nilai minus, artinya jangan diterusin," ujar dia.

Baca Juga: Mardani Ali Sera Kritisi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Berpotensi Menyebabkan Kerugian Jangka Panjang

Rocky Gerung kembali menegaskan bahwa seluruh ekonom tanah air telah bersepakat bahwa proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tak layak diteruskan.

Dia menilai, Presiden Jokowi terlalu arogan dan ambisius demi tujuan pribadinya sehingga memaksakan diri melanjutkan proyek kereta cepat yang dinilai merugikan keuangan negara.

"Sebetulnya seluruh ekonom udah bersepakat untuk 'Ini jangan diterusin'. Sekarang pertanyaannya, kalau diterusin itu rasionalitasnya dari mana? Kalau secara kalkulasi ekonomi nggak mungkin, berarti ada kalkulasi-kalkulasi lain yaitu satu arogansi dan ambisi Presiden Jokowi," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x