Apa Itu Gempa Swarm? Gempa yang Guncang Salatiga, Ambarawa, Bawen dan Banyubiru hingga 32 Kali

- 24 Oktober 2021, 14:00 WIB
Apa Itu Gempa Swarm? Gempa yang Guncang Salatiga, Ambarawa, Bawen dan Banyubiru hingga 32 Kali
Apa Itu Gempa Swarm? Gempa yang Guncang Salatiga, Ambarawa, Bawen dan Banyubiru hingga 32 Kali /Pexels/Tumisu/

KABAR BESUKI – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi gempa di sekitaran Salatiga, Ambarawa, Bawen dan Banyubiru sebanyak 32 Kali gempa hingga Minggu 24 Oktober 2021 pukul 10.00 WIB.

“Hingga hari ini Minggu 24 Oktober 2021 pukul 10.00 WIB hasil monitoring BMKG tercatat 32 kali gempa di Banyubiru dan sekitarnya,” ujar Kepala Badan Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Minggu 24 Oktober 2021, dikutip Kabar Besuki dari twitter @DaryonoBMKG.

Sebelumnya pada Sabtu, 23 Oktober 2021, BMKG juga melaporkan telah terjadi sebanyak 24 Gempa dalam waktu sehari mulai 00.32.05 hingga pukul 21:11:48 WIB.

Baca Juga: Haris Azhar Sebut Polisi di Era Jokowi Diskriminatif ke Oposisi: Sangat Melayani Kepentingan Rezim

Hasil analisis dari BMKG, gempa tersebut layak disebut atau dikategorikan sebagai gempa swarm.

“Rentetan aktivitas gempa Banyubiru, Ambarawa dan Salatiga saat ini layak disebut swarm krn gempa yg terjadi sgt banyak ttp tdk ada gempa yang magnitudonya menonjol sebagai gempa utama. Selain itu memang rata-rata magnitudo gempa relatif kecil, yaitu kurang dr Magnitudo 4,0,” ujarnya.

“Sejak pukul 5.57 WIB 4 rentetan gempa dirasakan mengguncang Banyubiru dan Ambarawa dengan magnitudo 3,4 2,3 2,3 dan 2,2. Inilah karakter gempa swarm,” imbuhnya.

Selain itu, ia juga menjelaskan mengenai apa itu Gempa Swarm?

Baca Juga: Sebut Pemerintah dan Rakyat Sama-sama Jadi Korban Pinjol China, Rocky Gerung: Ini Kejeniusan Orang yang Dungu

Menurut Daryono, Gempa Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa dengan magnitudo relatif kecil dengan frekuensi kejadiannya sangat tinggi dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama di wilayah sangat lokal.

“Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa dengan magnitudo relatif kecil dengan frekuensi kejadiannya sangat tinggi dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama di wilayah sangat lokal,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga menjelaskan bahwa jika umumnya gempa terjadi karena aktivitas tektonik, gempa swarm justru terjadi karena proses kegunungapian atau aktivitas vulkanik.

Ia juga menjelaskan bahwa gempa swarm yang dihasilkan dari aktivitas tektonik murni sangat jarang dan hanya sedikit terjadi.

Baca Juga: Diduga dalam Pengaruh Alkohol, Beredar Video Seorang WNA Tabrak Warga dan Nekat Lawan Arah Arus Lalu Lintas

Namun ia kembali menjelaskan bahwa Gempa swarm tidak hanya berkaitan dengan kawasan gunung api melainkan terjadi di kawasan dengan karakteristik batuan yang rapuh.

“Beberapa laporan menunjukkan bahwa aktivitas swarm juga dapat terjadi di kawasan non-vulkanik. Swarm juga dapat terjadi di kawasan dengan karakteristik batuan yang rapuh yang terbangun medan tegangan, sehingga mudah terjadi retakan (fractures),” jelasnya.

Selain itu, ia juga menjelaskan sejarah terjadinya gempa di Ambarawa, Banyubiru, Salatiga dan Sekitarnya serta dampak yang diakibatkan dari gempa tersebut.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Tuti dan Amel Masih Menunggu Hasil dari Kepolisian, YouTuber Mengulas Hal Ini

  1. Gempa Semarang, Salatiga, dan Ambarawa

Gempa ini Telah terjadi pada 24 September 1849.

  1. Gempa Banyubiru, Ambarawa, dan Ungaran

Telah terjadi pada 17 Juli 1865 yang menyebabkan banyak rumah tembok rusak.

  1. Gempa Semarang, Ungaran, Banyubiru, dan Ambarawa

Telah terjadi pada 22 Oktober 1865 pukul 9.16 WIB. Pada keesokan harinya pada 23 Oktober 1865 pukul 2.45 guncangan gempa kembali terjadi yang diikuti oleh gemuruh.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Tuti dan Amel Masih Menunggu Hasil dari Kepolisian, YouTuber Mengulas Hal Ini

  1. Gempa Ungaran, Banyubiru, dan Ambarawa

Telah terjadi terjadi pada 22 April 1866 yang menyebabkan kerusakan pada banyak bangunan rumah tembok.

  1. Gempa Salatiga, Ambarawa, Banyubiru, dan Ungaran

Telah terjadi pada 10 Oktober 1872 yang menyebabkan kerusakan pada banyak bangunan rumah tembok.

  1. Gempa Sumogawe Getasan

Telah terjadi pada 17 Februari 2014, gempa bumi tektonik dengan magnitudo 2,5 mengakibatkan kerusakan rumah.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Twitter @DaryonoBMKG


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah