Novel Baswedan Sebut Harga Pokok PCR Ternyata Tak Sampai Rp200 Ribu: Kemungkinan Ada yang Memonopoli

- 9 Desember 2021, 09:52 WIB
Novel Baswedan  curiga ada monopoli dibalik bisnis PCR.
Novel Baswedan curiga ada monopoli dibalik bisnis PCR. / ANTARA

KABAR BESUKI – Novel Baswedan buka suara terkait dirinya yang tergabung dalam Kaukus Masyarakat Sipil yang akan melakukan audit data terkait bisnis PCR yang diduga dijalankan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Mantan penyidik KPK itu bahkan mengaku siap membantu melakukan audit data terhadap perusahaan milik Luhut Binsar Pandjaitan yang terafiliasi dengan bisnis PCR.

Pasalnya, Novel Baswedan mengaku curiga bahwa ada monopoli dan dugaan korupsi yang besar dibalik bisnis PCR yang dijalankan oleh PT GSI yang terhubung dengan perusahaan milik Luhut Binsar Pandjaitan.

“Ternyata memang dugaan korupsi disana itu besar, mulai dugaan adanya monopoli dan kita melihat dugaan terkait pihak-pihak yang mengambil keuntungan begitu besar,” kata Novel Baswedan seperti dikutip Kabar Besuki dari Youtube Karni Ilyas Club.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Kamis 9 Desember 2021, Cetakan Antam Stagnan dan UBS Naik Rp2000

Novel Baswedan juga mengatakan bahwa harga pokok produksi untuk tes PCR ternyata berkisar dibawah Rp200 ribu.

Hal inilah yang akhirnya menimbulkan kecurigaan Novel Baswedan bahwa memang ada sebuah ‘permainan’ para penguasa terkait bisnis PCR.

Seperti diketahui, di awal pandemi tahun 2020, harga tes PCR melambung tinggi dan mencapai harga Rp2 juta dan kini bisa turun di harga Rp300 ribu saja.

Baca Juga: Siskaeee Mohon Supaya Kasusnya Tak Dikaitkan dengan Keluarga, Sambil Bergetar: Keluarga Saya Tidak Mengetahui

“Ternyata harga pokok produksi tes PCR itu nilainya dibawah Rp200 ribu kurang lebih, untuk detailnya akan kita lihat,” ujar Novel Baswedan.

Novel Baswedan mengatakan bahwa bisnis PCR ini adalah masalah hak asasi manusia yang mendasar yang harus diusut tuntas.

Saudara sepupu dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu juga menyambung positif sikap Luhut yang mengaku tak keberatan jika dilakukan audit untuk membuktikan keterlibatannya di bisnis PCR.

Novel Baswedan mengatakan bahwa audit ini bisa jadi salah satu cara untuk membongkar siapa saja penguasa yang terlibat dalam bisnis PCR.

“Bisa jadi kalau itu bener-bener dilakukan audit akan bisa terlihat siapa saja yang bermain,” jelas Novel Baswedan.

Baca Juga: Siskaeee Mohon Supaya Kasusnya Tak Dikaitkan dengan Keluarga, Sambil Bergetar: Keluarga Saya Tidak Mengetahui

Lebih lanjut, Novel Baswedan juga mengungkap alasan terkait kecurigaan dirinya mengenai adanya dugaan monopoli dalam bisnis PCR Luhut.

Menurut Novel Baswedan, harga tes PCR yang awalnya melambung tinggi kemudian turun hanya di angka Rp300 ribu ini menjadi salah satu bukti bahwa ada monopoli dibalik bisnis PCR untuk meraup keuntungan.

“Biasanya kalau ada produk tertentu harganya melambung tinggi, biasanya ini ada yang memonopoli,” ujarnya.

Baca Juga: Siskaeee Mohon Supaya Kasusnya Tak Dikaitkan dengan Keluarga, Sambil Bergetar: Keluarga Saya Tidak Mengetahui

“kenapa bisa begitu? Para pengusaha tentunya ingin membuat harganya terjangkau tapi masih bisa dapat untung, ketika hal itu banyak dilakukan tentunya harga banyak bersaing, apalagi saat pandemi, tapi ketika itu tidak terjadi, itu menjadi dugaan bahwa kemungkinan ada monopoli disana dan itu harus dibongkar dan diungkap dengan jelas,” tandasnya.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: YouTube Karni Ilyas Club


Tags

Terkait

Terkini