Rocky Gerung Sebut Pasokan Listrik Indonesia Terancam Habis Karena Minim Insentif Riset Energi Alternatif

- 5 Januari 2022, 12:22 WIB
Rocky Gerung Sebut Pasokan Listrik Indonesia Terancam Habis Karena Minim Insentif Riset Energi Alternatif.
Rocky Gerung Sebut Pasokan Listrik Indonesia Terancam Habis Karena Minim Insentif Riset Energi Alternatif. /Ilustrasi/PIXABAY/analogicus

KABAR BESUKI - Akademisi Rocky Gerung angkat bicara mengenai pasokan listrik di Indonesia yang dikabarkan terancam habis.

Rocky Gerung membongkar penyebab utama pasokan listrik Indonesia yang dikabarkan terancam habis dalam beberapa waktu terakhir, bahkan hingga membuat Kementerian ESDM melarang ekspor batu bara.

Rocky Gerung menyebut pasokan listrik Indonesia terancam habis karena minimnya insentif untuk riset energi alternatif.

Terlebih kata dia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkesan ingin memonopoli dunia riset Indonesia yang seharusnya dibagi ke sejumlah perguruan tinggi maupun lembaga penelitian independen di daerah.

"Insentif untuk riset energi alternatif itu nggak jalan. Apalagi sekarang BRIN itu dikoordinasi di pusat, padahal riset itu mestinya dibagi ke universitas-universitas," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official dalam sebuah video yang ditayangkan pada Rabu, 5 Januari 2022.

Baca Juga: Indonesia Terancam Krisis Pasokan Listrik di 2022, Rocky Gerung: Seluruh Industri Akan Mengalami Akibatnya

Sebagaimana diketahui, pasokan listrik di Indonesia belakangan ini dikabarkan terancam habis karena minimnya pasokan batu bara dari perusahaan penambang.

Ancaman kelangkaan pasokan listrik di Indonesia berpotensi menyebabkan setidaknya 10 juta pelanggan PLN di Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) terancam tidak dapat menikmati fasilitas listrik dari PLN.

Tak hanya menyebabkan blackout setidaknya di kawasan Jamali, beberapa pelaku usaha juga berpotensi terdampak secara ekonomi jika aliran listrik terputus akibat tidak adanya pasokan listrik dari PLN.

Kementerian ESDM pun mengambil langkah tegas kepada perusahaan penambang batu bara untuk tidak melakukan ekspor batu bara agar pasokan listrik Indonesia tidak habis.

Di sisi lain, riset mengenai energi alternatif untuk menyediakan pasokan listrik di masa depan juga terhambat karena minimnya insentif.

Baca Juga: Dilanda Krisis Bahan Bakar, Lebanon Terpaksa Menutup 2 Pembangkit Listrik Utama

Lebih lanjut, Rocky Gerung pun juga menyoroti adanya satu lembaga riset independen yang resmi dilebur ke BRIN yakni Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Menurutnya, peleburan lembaga riset independen seperti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan lain-lain ke BRIN berpotensi mematikan inisiatif dari daerah maupun peneliti independen.

Padahal kata dia, beberapa universitas di daerah mampu menghasilkan dana riset secara mandiri atau memperoleh bantuan dari pihak ketiga untuk melaksanakan riset bersama.

"Karena dikendalikan dari pusat, nggak ada inisiatif. Daerah merasa 'Okelah, kalau dananya harus tunggu dari pusat' padahal universitas daerah itu bisa juga create dana bahkan dari korporasi dan bantuan luar untuk riset bersama," ujarnya.

Baca Juga: Mardani Ali Sera Tanggapi Hengkangnya Ratusan Peneliti Usai Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Dilebur ke BRIN

Rocky Gerung menyimpulkan bahwa akar dari segala masalah riset di Indonesia dipicu oleh hadirnya BRIN yang saat ini dikendalikan oleh seorang tokoh politik.

Dia menilai, tokoh politik di balik BRIN seolah tidak memahami bahwa tak sepantasnya riset di Indonesia dimonopoli oleh satu lembaga secara terpusat.

"Nah ini masalahnya kalau BRIN dikendalikan oleh seorang tokoh politik, dia nggak ngerti bahwa riset itu mestinya dibagi ke semua daerah, bukan di pusat," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah