Aksi Pria Tendang Sesajen Dikritik Pedas, Gus Miftah: yang Perlu Dirubah Itu Otak Bukan Budayanya

- 10 Januari 2022, 17:30 WIB
Aksi Pria Tendang Sesajen Dikritik Pedas, Gus Miftah: yang Perlu Dirubah Itu Otak Bukan Budayanya
Aksi Pria Tendang Sesajen Dikritik Pedas, Gus Miftah: yang Perlu Dirubah Itu Otak Bukan Budayanya /TikTok/@budi klowor/

KABAR BESUKI – Aksi sosok pria yang tampak sedang menendang sesajen di Gunung Semeru menuai kritik pedas dari berbagai kalangan, termasuk Gus Miftah.

Dikhawatirkan peristiwa yang kemudian menjadi viral itu akan mengganggu kehidupan damai masyarakat Lumajang dan hidup berdampingan antar budaya dan agama.

Dalam video yang diunggah secara online pria yang menendang sesajen yang beredar itu, terekam aksinya melempar sesaji.

Baca Juga: Sifat Asli Sosok W yang Sempat Dicurigai Terbongkar, Saksi yang 'Dijaga' dalam Kasus Pembunuhan Subang

Aksi menendang sesajen itu menuai beragram respon, salah satunya Gus Miftah yang mengungkap kritik ‘pedas’ di Instagram miliknya.

Dalam unggahannya, Gus Miftah mengunggah video pria menendang sesajen disertai pernyataan gamblang.

Gus Miftah menceritakan bahwa di setiap daerah terdapat adat dan budaya yang berbeda, sehingga bagaimanapun juga harus dihormati.

Baca Juga: Rocky Gerung Duga Jokowi Mulai Kirim Sinyal Jadi Oposisi Megawati: Supaya Bisa Bawa Gibran ke Jakarta

“’Desa mawa cara, negara mawa tata’. Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda, ‘Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra mundak cilaka’ Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka,” tulis Gus Miftah.

Gus Miftah mengingatkan, budaya tidak perlu diubah namun cara berfikir orang yang harus dirubah.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Ngaku Sakit Saat Membuat Cuitan Berunsur SARA: Saya Menderita Sebuah Penyakit

“Note: yang perlu dirubah itu otak dan cara pandangnya bukan budayanya. Pernah nggak ada berfikir yang membuat itu orang non Islam, atau orang Jawa yang memegang teguh adat istiadatnya? Atau mungkin juga orang Islam yang baru belajar? Pantaskah cara yang dilakukan seperti itu? Kalau dulu dakwah wali songo sekasar itu, mungkin Islam belum seperti hari ini di nusantara,” tulis Gus Miftah.***

Editor: Aliefia Rizky Nanda Herita

Sumber: Instagram @gusmiftah


Tags

Terkait

Terkini