Dewan Masjid Indonesia Kota Kediri Himbau untuk Shalat Ied di Rumah

- 19 Mei 2020, 01:28 WIB
Gus Ab, Ketua Dewan Masjid Indonesia, Kota Kediri
Gus Ab, Ketua Dewan Masjid Indonesia, Kota Kediri /

KABAR BESUKI - Minggu terakhir menjelang Lebaran, himbauan untuk Shalat Idul Fitri di rumah disampaikan oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Kediri, Abu Bakar Abdul Jalil atau akrab disapa Gus Ab, Senin (18/5/2020).

Hal ini terkait dengan kondisi pandemi dan belum menurunnya grafik yang terinfeksi Covid-19.

“Shalat Ied di rumah saja. Ikuti panduan cara Shalat Ied di rumah,” imbau Gus Ab.

Selama aturan Pemerintah belum berubah, Gus Ab mengimbau masyarakat untuk menjalankan Shalat Ied di rumah saja, bisa berjamaah bersama keluarga.

Baca Juga: 4 Orang Warga Sarongan dan Kandangan Diamankan Polresta Banyuwangi

“Shalat Ied itu hukumnya sunnah. Bahkan tidak dilakukan pun tidak berdosa,” tambahnya.

Bahkan yang Shalat wajib, misalnya Shalat Jumat bagi muslim yang biasa dilakukan berjamaan di masjid pun diimbau untuk dilakukan di rumah, apalagi yang Shalat sunnah.

Bagi sebagian orang, kurang afdol rasanya jika Shalat Ied yang dilakukan setahun sekali tidak dilakukan di masjid/lapangan. Gus Ab kembali mengajak untuk menyusuri hukumnya.

Kadang orang lebih mengutamakan yang sunnah karena penuh keramaian, lalu melupakan yang wajib karena sendirian. Jadi esensinya ramai-ramai, bukan pada menjalankan kewajiban.

Baca Juga: Dinas Pertanian Pangan Minta Masyarakat Hati-hati Beli Daging Murah

Selain itu, rutinitas Lebaran biasanya silaturahmi. Saling mengunjungi antar kerabat dan saudara. Tahun ini, silaturahmi bisa ditempuh dengan cara lain. Tidak harus bertatap muka bila tak memungkinkan.

“Silaturahmi sekarang bisa via online. Ada media sosial, bisa Whats App, bisa telepon,” kata Gus Ab.

Sambungnya silaturahmi dengan ucapan salam, itu bisa dilakukan dengan media-media lain selain bertemu langsung.

Baca Juga: Pemkab Bondowoso Siapkan Gedung Sekolah untuk Karantina Pemudik

“Kalau datang langsung itu namanya ziarah. Ziarah dilakukan jika memungkinkan,” terang Gus Ab.

Misalnya ada keinginan dari untuk mengujungi orang tua, malah justru akan membahayakan mengingat orang tua yang usianya di atas 45 tahun rentan tertular. Sedangkan anaknya bisa jadi OTG (Orang Tanpa Gejala) yang justru membawa virus sampai ke kampung halaman.***

 

Editor: Surya Eka Aditama


Tags

Terkini

x