"Jadi kelihatannya, Presiden Jokowi dan rezimnya ini nggak punya ide lain selain meniru-niru pekerjaan Orde Baru, kan itu semuanya teori Orde Baru tuh," katanya.
Baca Juga: Chusnul Mariyah Minta Presiden Jokowi Tiru Shinzo Abe: Udah Tidak Mampu Malah Mau Tiga Periode
Lebih lanjut, Rocky Gerung juga membeberkan berbagai contoh rezim Orde Baru mengerahkan massa untuk menggalang dukungan yang kemudian ditiru oleh rezim Jokowi.
Filsuf asal Manado itu mengungkapkan, rezim Orde Baru juga mengerahkan kepala desa agar Soeharto tetap bisa berkuasa sebagai Presiden RI.
Meski demikian, dia menilai Soeharto dan Jokowi memiliki perbedaan mendasar dalam hal mewujudkan program pembangunannya.
"Dulu juga sama, kepala desa dikumpulin, lalu bikin kebulatan tekad. Tapi Pak Harto bisa melakukan itu karena semacam ada kepercayaan bahwa pembangunan harus dijalankan terus-menerus," ujar dia.
Selain itu, Rocky Gerung juga menilai rezim Jokowi seolah berputus asa terhadap sejumlah proyek yang digagasnya sendiri, termasuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru.
Atas dasar tersebut, dia berpendapat bahwa Jokowi mengerahkan massa dari kepala desa karena gagal untuk melobi sejumlah partai politik pendukungnya sendiri dengan alasan konstitusi.
Dia juga mengungkapkan, manuver tersebut dilakukan Jokowi untuk menghindari potensi jeratan hukum yang mungkin terjadi setelah lengser dari jabatannya sebagai Presiden RI.