Kaesang Memutuskan Kerja Sama dengan Wilmar, Refly Harun: Karena Sponsor dari Wilmar

- 24 April 2022, 13:36 WIB
 Kejagung diminta untuk memanggil Kaesang dan Luhut terkait keterikatan mafia minyak goreng
Kejagung diminta untuk memanggil Kaesang dan Luhut terkait keterikatan mafia minyak goreng /@kaesangp/instagram

KABAR BESUKI - Kasus dugaan mafia minyak goreng telah menjadi perbincangan dan perhatian hangat di kalangan masyarakat, kasus ini menyeret nama Kaesang Pangarep dan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Salah satu tersangka mafia minyak goreng adalah komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia, Master Parulian Tumanggor (MPT).

Dilansir Kabar Besuki dari YouTube Refly Harun, rupanya perusahaan tersebut menjadi sponsor sepak bola Persis Solo milik Kaesang Pangarep.

Baca Juga: H-10 Lebaran Pemudik Lintasi Jalan Tol Jawa Timur Mulai Padat

“Tidak hanya Kaesang tapi juga milik Erick Thohir kalau tidak salah,” kata Refly.

Direktur Gerakan Perubahan Muslim Arbi turut meminta Kejaksaan Agung untuk memanggil Kaesang.

Meski pada akhirnya Kaesang memutuskan kerja sama dengan Wilmar.

Refly Harun membaca sebuah komentar Muslim Arbi tentang tanggapan terhadap kerja sama antara Kaesang dan Wilmar.

“Kalau tidak terbongkar, jalan terus kata Muslim Arbi,” kata Refly membaca sebuah komen.

Baca Juga: Arus Mudik Jelang Lebaran di Pelabuhan Merak Sudah Mulai Padat

Refly Harun kembali membaca sebuah cuitan tentang hubungan sponsor antara Wilmar dan Kaesang dalam klub sepak bola Persis Solo dari Muslim Abi.

“Muslim Abi mengatakan bahwa, pemanggilan Kaesang Pangarep perlu dilakukan pemeriksaan karena sponsor dari Wilmar, Kejagung harus berani panggil Kaesang dan bekukan Persis Solo, karena ini sudah jelas bukti KKN” kata Refly.

Refly Harun menanggapi pemberitaan tersebut dan menyarankan agar melakukan proses penyelidikan yang akurat terkait keterkaitan satu sama lain dan jangan terlalu bersemangat.

Baca Juga: Dana BOS Madrasah Rp1,3 Triliun Tahap 1 Sudah Bisa Dicairkan Secara Bertahap

“Tidak boleh juga terlalu semangat harus ada namanya penyelidikan yang melihat proses keterkaitan,” kata Refly.

Refly membacakan kembali cuitan dalam Muslim Arbi yang meminta Kejagung untuk memanggil Luhut karena menurutnya foto yang beredar Luhut bersama Master Parulian adalah bukti kuat, Jubir Marves membantah hal tersebut.

“Tak hanya itu Muslim Arbi juga meminta Kejagung untuk memanggil Luhut, pasalnya beredar foto Luhut bersama Master Parulian, kasus ini patut diduga sebagai bukti kuat persoalan KKN antara anak-anak Jokowi, Luhut, dan kalangan swasta PT Wilmar Nabati, sebelumnya jubir Menko Marves Jodi Marhadi membantah foto yang beredar tersebut , dan akan mendukung proses penyidikan kasus mafia minyak goreng,” ujar Refly.

Refly Harun kembali dibuat bingung dengan siapa sebenarnya Jodi, apakah dia adalah juru bicara dari Kemenko Maves atau juru bicara pribadi Luhut Binsar Pandjaitan, dan Refly Pun menyarankan agar Jodi mengerti kapasitas, dan mengerti mana yang domain publik mana yang privat.

Baca Juga: Tilang ETLE di Tol Tetap Berlaku Saat Arus Mudik Lebaran 2022, Jangan Ngebut!

Menurutnya dia harus ingat, dia dibayar oleh negara menggunakan APBN bukan melalui kantong pribadi Luhut.

“Yang saya aneh Jodi itu siapa yaa sebenarnya, apa dia juru bicara Menko Marves atau dia juru bicara pribadi Luhut Binsar Pandjaitan, karena semua soal dia komentari, termasuk juga soal-soal yang terkait dengan masalah pribadi, bukan soal Menko Marves karena begini kalau bicara tentang soal pribadi ya bukan kapasitas Jodi seandainya itu terkait dengan soal-soal pribadi Pak Luhut, tetapi kalau memang Kemenko Marves ya memang kapasitasnya sebagai juru bicara yang, jangan lupa dibayar oleh negara oleh APBN, bukan dari kantong pribadi Luhut Binsar Pandjaitan, karena itu bekerjalah untuk Kemenko Marves bukan untuk Luhut Binsar Pandjaitan , itu kalau kita memisahkan domain publik dan domein privat, jangan sampai disatukan, harusnya dibedakan,” ujar Refly Harun.

Refly pun menanggapi ada persoalan lain yang disini Kejaksaan Agung harus berani memastikan kaitan mafia minyak goreng antara Wilmar dengan sponsor Persis Solo.

Menurutnya di dunia ini tidak ada makan siang gratis apalagi bagi pebisnis dan politisi.

Refly juga menyarankan agar proses penegakan hukum dalam memberantas KKN dilakukan dengan benar, dan kalau ternyata ditemukan kaitan yang logis dan reasonable ya mau tidak mau harus adanya tindakan.

Baca Juga: Tsamara Amany Dicap Kadrun Usai Keluar dari PSI, Jubir PAN: Pelabelan itu dari Penjilat Rezim

Menurutnya hal yang paling berbahaya adalah kekuasaan dalam berbisnis yang langsung atau melalui keluarga.

“Persoalan lainnya adalah Kejaksaan Agung harus berani memastikan kaitan antara mafia minyak goreng yang melibatkan Wilmar ini dengan sponsorship di Persis Solo, karena kalau bicara tentang politik dan ekonomi bagi seorang politik, no freelance tidak ada makan siang yang gratis, di bisnis juga tidak ada makan siang yang gratis, mereka mau investasi jadi sponsor Persis Solo yang hanya di divisi dua itu luar biasa, karena daya jangkau klub ini tidak hebat-hebat amat kalau divisi dua, sekarang mau promosi divisi satu kan baru promosi, karena itu kita harus berani memberantas KKN ini dari proses penegakan hukum yang benar, kalau ditemukan kaitannya reasonable ya mau tidak mau, karena bahaya yang paling nyata adalah ketika kekuasaan itu berbisnis baik yang langsung atau melalui keluarganya,” terang Refly.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah