KABAR BESUKI - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung menanggapi insiden pembongkaran Posko Mudik FPI yang terjadi di Cikarang, Jawa Barat pada Rabu, 27 April 2022 lalu.
Rocky Gerung membeberkan adanya dugaan ketakutan dari pihak Istana di balik aksi pembongkaran Posko Mudik FPI di Cikarang yang kemudian menjadi viral di media sosial.
Rocky Gerung menilai, pembongkaran Posko Mudik FPI yang diduga karena ketakutan pihak Istana menggambarkan kuatnya pengaruh Habib Rizieq terhadap perubahan peta politik Indonesia yang menggerakkan perubahan di tengah masyarakat.
"Jadi Habib Rizieq berasal dari simpanan memori politik kita tentang perubahan. Kita ingin agar supaya ada pengimbang kekuasaan, maka kita butuh oposisi," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Refly Harun pada Sabtu, 30 April 2022.
Rocky Gerung kemudian menyoroti pernyataan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu yang menyebut bahwa demokrasi di Indonesia tak memerlukan oposisi.
Akan tetapi, mantan pengajar sekaligus alumni Universitas Indonesia (UI) itu menilai bahwa publik sangat butuh oposisi sebagai wadah untuk mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.
Dia juga menilai, FPI merupakan salah satu wadah yang sangat dipercaya oleh masyarakat untuk beroposisi.
"Pak Jokowi bilang 'Demokrasi Indonesia tidak membutuhkan oposisi'. Tetapi publik menganggap tanpa oposisi, tidak ada kritik. Lalu energi untuk beroposisi itu ditampung oleh Petamburan," ujarnya.