Network
"Jadi hal yang dengan mudah kita duga, dan amuk itu bisa membuat keakraban berhenti," ujarnya.
Baca Juga: Tilang ETLE di Tol Tetap Berlaku Saat Arus Mudik Lebaran 2022, Jangan Ngebut!
Lebih lanjut, Rocky Gerung menilai bahwa keadaan masyarakat saat ini yang sangat sensitif terhadap persoalan sekecil apapun dapat memicu kemarahan yang luar biasa.
Filsuf asal Manado itu mengatakan, Indonesia kini juga dihadapkan pada isu penarikan dolar AS ke Amerika Serikat yang dapat memicu pembengkakan utang negara di tengah kemacetan arus mudik pada sejumlah ruas jalan.
"Jadi kita lihat bahwa keadaan masyarakat kita yang sangat peka terhadap satu kejadian kecil bisa membuat marah. Kita tahu bahwa ada yang mudik lebaran, tapi pada saat yang sama ada juga yang mudik ke Amerika yaitu dolar," katanya.
Akibat dua isu yang berjalan bersamaan tersebut, dia mengatakan bahwa Indonesia akan semakin frustasi karena tingginya beban utang negara yang harus ditanggung.
"Jadi dua kesulitan kita hari ini, di jalan raya banyak ketegangan, tapi juga di dalam soal-soal politik luar negeri juga banyak ketegangan. Pasti Indonesia akan frustasi karena likuiditas mata uang asing itu tersedot kembali ke Amerika dan kita kesulitan untuk mencari dolar, kalau ada pun pasti mahal untuk bayar utang kita," ujar dia.
Rocky Gerung juga turut memantau efek yang akan terjadi di balik batalnya larangan ekspor crude palm oil CPO terhadap kinerja kabinet Jokowi saat ini.
Akibat pembatalan larangan ekspor CPO tersebut, dia menilai bahwa kabinet mulai merasa tak lagi berguna, yang disebut-sebut sebagai gejala awal terjadinya 'End Game'.
