Ramai Beredar Senyawa Berbahaya Bisfenol A dalam Plastik Kemasan, Rupanya Hal Tersebut Hoax! Kok Bisa?

7 Maret 2021, 16:12 WIB
Ramai Beredar Senyawa Berbahaya Bisfenol A dalam Plastik Kemasan, Rupanya Hal Tersebut Hoax! Kok Bisa? /Aliefia ///freepik // user : upkylak

KABAR BESUKI - Kampanye bahaya bisphenol A (BPA) yang biasa ditemukan pada kemasan plastik konsumen, sudah ada sejak lama.

Namun kesalahan informasi mengenai senyawa kimia tersebut seringkali menyesatkan masyarakat untuk menutupi fakta yang sebenarnya.

Edukasi tentang BPA sangat diperlukan agar masyarakat tidak terjebak pada korban promosi produk yang selalu mencantumkan slogan bebas BPA di setiap produknya tanpa memberikan edukasi yang memadai terlebih dahulu.

Baca Juga: Stres Gara-Gara Pandemi, Denada Memilih Zumba Sebagai Obatnya

Nyatanya, hingga saat ini misinformasi senyawa BPA masih terus berlangsung, bahkan seolah menjadi alat serang dalam perang dagang antar merek untuk produk konsumen.

Seperti yang terjadi sekarang ketika kampanye tentang bahaya bisphenol A digaungkan kembali dalam galon polikarbonat (PC).

Hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi sebagian besar masyarakat, mengingat dalam masyarakat modern minum galon air sudah menjadi rutinitas sehari-hari.

Sekelompok orang bahkan melakukan kampanye penggalangan dana untuk terus meledakkan isu bahaya BPA pada botol air bekas pakai.

Masyarakat kemudian didorong untuk lebih pandai dalam mendidik diri dan mempelajari lebih lanjut tentang BPA serta membuktikan bahwa kemasan plastik yang mereka gunakan masih aman untuk dikonsumsi.

Baca Juga: 5 Kali Kalah di Kandang, Jurgen Klopp Merespon Ancaman Pemecatannya di Liverpool dengan Pesan Menantang

Merupakan informasi yang meresahkan

Kampanye bahaya BPA dalam kemasan minuman reusable jelas mengganggu informasi bagi sebagian masyarakat perkotaan yang sangat bergantung pada air minum dalam kemasan.

Dilansir Kabar Besuki dari ANTARA, Pemerintah juga harus mengambil langkah untuk membuat disinformasi bersinar dan menyajikan fakta yang sebenarnya.

Menanggapi fenomena tersebut, Ferdinandus Setu selaku menjabat sebagai Plt. Kepala Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, sangat menyayangkan perilaku menipu penyebaran disinformasi.

Menurutnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebut pemberitaan terkait bahaya BPA pada air minum dalam kemasan, terutama galon yang dapat digunakan kembali, adalah informasi yang salah.

“Kami telah menyatakan informasi ini sebagai disinformasi. Sebab di sektor terkait, dalam hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga sudah menyatakan kandungan BPA dalam galon bekas pakai masih dalam ambang batas aman konsumsi," kata Ferdinandus Setu.

Baca Juga: Orangutan Diberikan Vaksin Virus Corona setelah Terdapat Beberapa Gorila Terinfeksi di Kebun Binatang Amerika

Selain itu, ia menegaskan akan memblokir konten yang mengandung informasi palsu dan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.

Konten yang bernuansa disinformasi dianggap berbahaya dan dikategorikan sebagai berita palsu atau hoax.

Untuk itu, ia berpesan kepada pihak terkait, termasuk BPOM, untuk mendukungnya dengan mengajukan permintaan resmi kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memblokir konten terkait disinformasi, bahkan bisa diblokir.

Sebelumnya, BPOM melalui situs resminya memastikan bahwa air minum dalam kemasan (AMDK), terutama galon reusable yang beredar di pasaran, aman dikonsumsi.

Dinyatakan, terkait dengan penyebaran informasi bahwa kandungan bisphenol A (BPA) dalam kemasan galon AMDK yang digunakan berulang kali dapat berdampak pada kesehatan, BPOM memandang perlu untuk memberikan penjelasan tentang hal tersebut.

Baca Juga: Jelang NBA All-Star 2021, Berikut Hal-hal Unik yang Akan Disajikan dalam Pertandingan Basket NBA All Star 2021

Berdasarkan hasil pengawasan BPOM terhadap AMDK selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa migrasi BPA kurang dari 0,01 bpd (10 mikrogram / kg) atau masih dalam batas aman.

Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa kecil kemungkinan BPA bermigrasi ke air.

Beberapa peneliti di luar negeri, seperti di Eropa dan Amerika, telah mengingatkan bahaya bisphenol A (BPA) bagi kesehatan manusia, terutama ibu hamil dan bayi.

Ini juga lebih untuk botol susu bayi dan bukan air kemasan galon.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler