CEK FAKTA: Vaksin Mengandung Racun Berbahaya? ‘Vaksin Ini Bisa Membunuh’

27 Juli 2021, 11:47 WIB
[CEK FAKTA] Vaksin Mengandung Racun Berbahaya? ‘Vaksin Ini Bisa Membunuh’ /tangkapan layar/Ibeen/Twitter

KABAR BESUKI – Jagat media sosial Twitter di hebohkan dengan postingan sebuah video yang pertama kali di bagikan pada aplikasi TikTok.

Video yang beredar tersebut mengklaim bahwa vaksin yang dibagikan secara gratis saat ini mengandung racun berbahaya serta dapat membunuh seseorang.

Diketahui akun Twitter bernama @ibeen16 membagikan video tersebut pada 21 Juli 2021.

video yang diunggahnya terlihat seorang bernama " Dr. Peter McCullough" yang dalam video tersebut diketahui McCullough mempermasalahkan vaksinasi yang dilakukan pemerintah.

Baca Juga: KPK Sita Aset Korupsi Tanah DKI, Anies Disebut Sudah Kelewat Batas, Ini Faktanya

McCullough menganggap bahwa program vaksinasi dirancang untuk keuntungan pihak tertentu, mereka bekerja sama dengan pemerintah dan memaksakan rakyat untuk divaksin.

Sesuai dengan terjemahan dalam video tersebut, McCullough mengatakan "racun"sebanyak 2 kali, yang mana kata "racun" mengarah pada vaksin.

Selain itu, deskripsi dalam video juga berusaha menggiring penonton untuk percaya ungkapan McCullough.

Video tersebut beredar di tengah program vaksinasi yang sedang gencar dilakukan pemerintah untuk menghentikan pandemi.

Baca Juga: Habib Rizieq Terdiam, Wanita Ini Dikabarkan Marahi Rizieq di Hadapan TNI dan Polri, Begini Faktanya

Postingan @Ibeen16 disertai dengan tagar #PresidenTerburukDalamSejarah, yang beberapa hari lalu sempat menjadi trending topik.

Berikut narasi yang terdapat pada cuitan Twitter dan narasi pada video tersebut:

“Wah wah wah mantap nih tagar

#PresidenTerburukDalamSejarah,”

Narasi pada video

“wajib simak ampe habis

jangan mudah percaya klw tdak percaya.aplgi cmn katanya katanya. tetaplh dg kta hatimu dan fakta2. di sini paham!”

Baca Juga: Jokowi Disebut Permalukan Prabowo di Depan Orang Banyak, Begini Faktanya

Penggalan narasi terjemahan pada video:

“Tujuan pandemi ini sejak awal adalah vaksinasi

jadi semuanya mengarah pada vaksinasi

mereka telah melakukan vaksin paksa pada negara-negara di Asia Tenggara

...

kenapa mereka ingin racun ini masuk ke darah kita ?

jadi tekanan yang dirasakan oleh Masyarakat saat ini

yaitu mereka akan dipecat jika tidak divaksin

tapi masyarakat tahu bahwa vaksin ini bisa membunuh mereka

kalau tidak ada efek samping ya pasti masuk akal untuk menerimanya,”

Baca Juga: Presiden Jokowi Bersikap Tegas, Dikabarkan Ada Menteri Ingin Jokowi Mundur? Ini Faktanya

Lantas apakah benar pernyataan pada video tersebut yang mengklaim bahwa vaksin mengandung racun berbahaya?

Berdasarkan penelusuran Kabar Besuki, informasi yang beredar pada video tersebut adalah HOAKS.

Faktanya, meski begitu pernyataan McCullough adalah HOAKS.

Untuk mengetahui konteks pembicaraan dari potongan video tersebut, dilakukan pencarian melalui Google, dan ditemukan full video beserta transkripnya.

Dalam video berdurasi 1 jam 45 menit tersebut, memperlihatkan Dr. Peter McCullough diinterview oleh John Leake.

Baca Juga: Warga Bekasi Ditangkap dan Dirantai Karena Melaksanakan Sholat Idul Adha? Ini Faktanya

Pernyataan McCullough sebenarnya tidak berkata "racun" secara langsung sebagaimana terjemahan dalam video @Ibeen16.

Namun McCullough jelas mengklaim bahwa vaksin berbahaya dan dapat menyebabkan pembekuan darah, stroke, dan kematian mendadak. Ia juga mengklaim kematian dan penuhnya rumah sakit disebabkan karena vaksinasi.

Dilansir Kabar Besuki dari Turnbackhoax, Dr. Peter McCullough mengaku sebagai dokter ahli penyakit jantung dan penyakit dalam dari Texas, Amerika Serikat, ia juga Profesor di Fakultas Kedokteran A&M College of Medicine, The Baylor Dallas, Texas.

Baca Juga: Moeldoko Dikabarkan Resmi Jabat Ketum Demokrat, Keluarga Cikeas Akhirnya Resmi Keluar, Begini Faktanya

Meski mengaku seorang dokter, ia memiliki riwayat menyebarkan informasi bohong mengenai pandemi dan vaksin Covid-19, khususnya vaksinasi yang dilakukan di Amerika Serikat.

Adapun klaimnya di antaranya adalah orang-orang di bawah 50 tahun tidak perlu divaksin, orang yang sembuh dari Covid-19 tidak perlu divaksin, vaksin Pfizer dan Moderna menggunakan program aplikasi komputer, serta vaksin berbahaya karena menyebabkan kematian.

Semua klaimnya adalah hoax. Apabila vaksin memang berbahaya, maka akan terjadi kematian massal di Amerika Serikat.

Baca Juga: Main Judi Cap Jiki, Dua Pria Tegaldlimo Digrebek dan Barang Bukti Diamankan

Dikutip dari Our World in Data, sebanyak 50 persen warganya sudah divaksin 2 dosis, hampir mendekati target yang dicanangkan yakni 70 persen.

Dilansir dari The New York Times, Amerika Serikat mengalami tren penurunan jumlah kematian akibat Covid-19 dari bulan April hingga Juli 2021.

Kota New York yang sempat menjadi episentrum virus Corona di Amerika Serikat mulai melonggarkan aturan pembatasan jarak sosial, hal itu dikarenakan terjadi penurunan kasus positif dan banyaknya warga yang sudah divaksin.

Baca Juga: Anies Baswedan Percaya Diri Mengaku Bisa Makan di Warteg dengan Batas Waktu 20 Menit: Bisa! Insya Allah

Justru 99 persen kasus kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat adalah orang yang belum divaksin.

Berdasarkan data yang terkumpul, klaim bahwa vaksin mengandung racun berbahaya adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.***

 

Editor: Prasetyo Bagus Pramono

Sumber: Facebook turnbackhoax

Tags

Terkini

Terpopuler