Klaim WHO Mengatakan 377 dari Setiap 100.000 Orang Meninggal Karena Vaksin COVID-19 [Cek Fakta]

- 15 April 2021, 18:04 WIB
 ilustrasi berkas atau dokumen World Health Organization (WHO) /pexels/Asad Photo
ilustrasi berkas atau dokumen World Health Organization (WHO) /pexels/Asad Photo //Prasetyo Bagus P/

KABAR BESUKI - Seorang pengguna Facebook yang mengatakan dia mengutip data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ketika dia mengklaim 377 dari setiap 100.000 orang terbunuh oleh vaksin COVID-19 menyebarkan informasi palsu.

Nyatanya, angka itu sendiri tidak sesuai dengan data yang tersedia untuk umum dan WHO mengatakan tidak pernah merilis informasi semacam itu.  

Diketahui sebanyak lebih dari sembilan akun Facebook telah menyebarkan kabar yang serupa.

Penggalan narasi tersebut berbunyi.

“We are also asking for a moratorium on the UK flu and COVID 'vaccinations' programmes to be declared for period of at least 90 days, in order to definitively establish whether it is COVID-19 or 'vaccines' that are killing people at a minimum mortality rate of 377 per 100,000 healthy adults, as per the leaked WHO approved 'vaccine' safety study which we are adducing into evidence.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Anggaran Dana Mencapai Rp20 Miliar untuk Prosedur Pengamanan MotoGP di Mandalika

(terjemahan)

Kami juga meminta moratorium pada program flu dan vaksinasi COVID-19 untuk dinyatakan selama periode minimal 90 hari, untuk menegakkan secara definitif apakah itu COVID-19 atau 'vaksin' yang membunuh Orang-orang pada tingkat kematian minimal 377 per 100,000 orang dewasa sehat, karena WHO yang bocor menyetujui 'vaksin' studi keselamatan yang kita tambahkan sebagai bukti,”

Dilansir Kabar Besuki dari Reuters, bahwa sumber dari berita tersebut tidak dapat ditemukan dimanapun dan WHO pun menyebutkan melalui email yang diberikan kepada Reuters bahwa tidak pernah ada studi semacam itu.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: REUTERS


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x