Jepang Minta Indonesia Cabut Larangan Ekspor Batu Bara, Rocky Gerung: Dia Berhitung Bahwa Ini Bisa Berbahaya

6 Januari 2022, 10:15 WIB
Jepang Minta Indonesia Cabut Larangan Ekspor Batu Bara, Rocky Gerung: Dia Berhitung Bahwa Ini Bisa Berbahaya. /Ilustrasi/Steve Buissinne/PIXABAY/stevepb

KABAR BESUKI - Pemerintah Jepang melalui Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji meminta Pemerintah Indonesia untuk mencabut larangan ekspor batu bara yang diberlakukan hingga Senin, 31 Januari 2022.

Akademisi Rocky Gerung angkat bicara mengenai Jepang yang meminta Indonesia mencabut larangan ekspor batu bara.

Rocky Gerung menilai Jepang meminta Indonesia mencabut larangan ekspor batu bara karena telah berhitung bahwa hal tersebut bisa berbahaya.

Mantan pengajar sekaligus alumni Universitas Indonesia (UI) itu mengungkapkan, Pemerintah Indonesia seolah tak melihat reaksi Jepang sebagai salah satu pihak yang memiliki kontrak dengan sejumlah pemasok batu bara di Indonesia, sekaligus menggambarkan hal tersebut memperlihatkan proyeksi 2022 yang terancam berantakan karena kesalahan terkait koordinasi kebijakan di bidang energi.

"Ini satu keadaan di awal tahun yang memperlihatkan proyeksi 2022 akan berantakan semua. Karena dimulai dengan koordinasi energi yang nggak dihitung bagaimana reaksi buyer luar negeri, Jepang yang bikin kontrak," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official dalam sebuah video yang ditayangkan pada Kamis, 6 Januari 2022.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Pasokan Listrik Indonesia Terancam Habis Karena Minim Insentif Riset Energi Alternatif

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM telah mengeluarkan kebijakan larangan ekspor batu bara hingga Senin, 31 Januari 2022 mendatang.

Kementerian ESDM bahkan telah menyiapkan ancaman sanksi bagi perusahaan penambang batu bara yang melanggar larangan ekspor tersebut.

Kebijakan larangan ekspor batu bara diberlakukan untuk menyelamatkan kebutuhan pasokan listrik dalam negeri, khususnya untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali).

Presiden Jokowi bahkan sempat mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa dirinya sangat mendukung dengan kebijakan larangan ekspor batu bara yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM.

Baca Juga: Indonesia Terancam Krisis Pasokan Listrik di 2022, Rocky Gerung: Seluruh Industri Akan Mengalami Akibatnya

Meski demikian, Rocky Gerung menilai Presiden Jokowi terkesan ingin mencitrakan dirinya sebagai sosok yang gagah berani seolah-olah mampu mengatur para spekulan batu bara di Indonesia.

"Tapi kita lihat bahwa Presiden Jokowi kemarin gagah berani seolah-olah mampu untuk mengatur para spekulan batu bara ini," ujarnya.

Lebih lanjut, Rocky Gerung menilai bahwa Jepang meminta Indonesia mencabut larangan ekspor batu bara karena telah memperhitungkan bahwa hal tersebut akan membahayakan kebutuhan negaranya.

Pasalnya kata dia, Jepang saat ini sedang memasuki musim dingin dan sangat membutuhkan energi listrik melalui pasokan batu bara dari Indonesia.

"Jepang tentu nggak main-main, karena dia berhitung bahwa ini bisa berbahaya untuk musim dingin dia karena energi nggak ada tuh," katanya.

Baca Juga: Dilanda Krisis Bahan Bakar, Lebanon Terpaksa Menutup 2 Pembangkit Listrik Utama

Rocky Gerung juga menilai, perjanjian antara Jepang dengan Indonesia juga dinilainya menakutkan bagi para pemain bisnis di bidang pertambangan batu bara.

Sebab, segala kebijakan yang diambil perusahaan termasuk mengenai ekspor batu bara juga harus menyesuaikan dengan komitmen dalam kontrak yang telah disepakatinya, termasuk dengan pihak luar negeri.

"Jadi sebetulnya, perjanjian-perjanjian itu juga menakutkan para pemain batu bara tuh. Ini sebetulnya yang selalu dalam teori kita lihat kalau ada soal di dalam politik energi, itu selalu terkait dengan kesepakatan-kesepakatan dunia yang di dalamnya orang nggak bisa lari," ujar dia.

Rocky Gerung menyebut, jika kebijakan larangan ekspor batu bara diberlakukan Pemerintah Indonesia tanpa pertimbangan matang secara terus-menerus dapat memicu ketidakpercayaan investor asing yang berniat ingin membuat MoU dengan Indonesia.

"Kalau misalnya terus-menerus begini, lalu mereka yang akan bikin MoU dengan Indonesia itu merasa 'Ini apa gunanya dengan Indonesia ya?' Karena bisa tiba-tiba dua hari lalu presiden bilang nggak boleh, lalu tiba-tiba hari ini bilang Kalimantan Timur silahkan boleh tuh. Jadi apa sebetulnya yang dibaca internasional? Indonesia itu nggak ada aturan," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official

Tags

Terkini

Terpopuler