Rizal Ramli Sebut Ekonomi Indonesia Telah Masuk ICU dan Likuiditas Rakyat Tersedot, Kok Bisa?

- 2 Oktober 2021, 09:14 WIB
Rizal Ramli Sebut Ekonomi Indonesia Telah Masuk ICU dan Likuiditas Rakyat Tersedot, Kok Bisa?
Rizal Ramli Sebut Ekonomi Indonesia Telah Masuk ICU dan Likuiditas Rakyat Tersedot, Kok Bisa? /Tangkap Layar YouTube.com/Fadli Zon Official

KABAR BESUKI - Ekonom senior Rizal Ramli menyebut ekonomi Indonesia telah masuk ICU dan likuiditas rakyat berangsur-angsur tersedot.

Rizal Ramli menyebut, secara umum ekonomi Indonesia dalam kondisi gawat darurat meski terus diinfus dengan berbagai pinjaman luar negeri.

"Secara umum ekonomi kita udah masuk ICU, udah dalam kondisi merah. Selama di ICU itu diinfus terus-menerus dengan pinjaman luar negeri," kata Rizal Ramli sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Fadli Zon Official pada Sabtu, 2 Oktober 2021.

Baca Juga: Rocky Gerung Nilai Ambisi dan Arogansi Pemerintah Bisa Bahayakan Ekonomi Indonesia dalam Jangka Panjang

Rizal Ramli menyebut bahwa nilai pinjaman luar negeri saat ini mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Akan tetapi, pemerintah saat ini juga mencoba mencetak uang karena rendahnya pinjaman luar negeri yang diterima.

"Memang kalau dari segi nilai, pinjaman luar negerinya berkurang. Tetapi diinfus juga dengan cara mencetak uang oleh Bank Indonesia, monetasi daripada hutang," ujarnya.

Baca Juga: Media Asing Sebut Indonesia Terlalu 'Radikal' dalam Mengambil Risiko Ekonomi, Begini Pendapat Rocky Gerung

Rizal Ramli menyebut kondisi ekonomi Indonesia sudah sangat kritis dan nyaris tak lagi mampu terobati.

Bahkan kata dia, tingkat likuiditas semakin hari semakin tersedot secara berangsur-angsur.

"Sebetulnya sudah sangat kritis, terutama akibat hutang yang sangat besar itu bagaikan gali lobang tapi nutup jurang. Likuiditas itu disedot, misalnya peredaran uang tahun lalu malah berkurang minus tiga persen, bulan ini di bawah satu persen. Biasanya normalnya 15 persen," katanya.

Baca Juga: Hersubeno Arief Merasa Ragu terhadap Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sebesar 7,07 Persen oleh Pemerintah

Rizal Ramli menyebut, likuiditas saat ini semakin tersedot karena adanya pembelian surat utang negara (SUN) yang memiliki risiko nol dan dijamin oleh negara.

Namun di sisi lain, selisih cost of money dari perbankan dengan bunga pinjamannya justru memiliki risiko yang sangat besar.

"Uang itu kesedot dibelikan surat utang negara (SUN). Kenapa? Yield-nya surat utang ini 6,5 persen, risikonya nol karena dijamin oleh negara. Sementara bank dengan selisih cost of money dia dengan bunga pinjaman sekitar tiga persen, risikonya besar," ujar dia.

Baca Juga: Mardigu Wowiek Jelaskan Fakta di Balik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Capai 7 Persen, Begini Ulasannya

Akibat hal tersebut, Rizal Ramli menyebut likuiditas di kalangan rakyat terus tersedot secara berangsur-angsur, apalagi banyak masyarakat menengah ke bawah yang tidak banyak memiliki uang tunai.

Konsekuensinya, rakyat harus menggadaikan sejumlah aset berharga mereka demi memperoleh uang, namun kemungkinan memperoleh uang demi mengembalikan aset tersebut nyaris kecil.

"Tetapi akibatnya, disedot likuiditas di kalangan rakyat kita. Banyak golongan menengah dan menengah bawah punya aset tapi nggak punya uang cash. Sehingga yang terjadi, mereka betul-betul perlu uang cash sehingga rumahnya itu digadaiin. Praktiknya, kemungkinan punya uang lagi itu nyaris kecil karena kebijakan ekonomi kita ini nggak mungkin sembuh," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Fadli Zon Official


Tags

Terkini