KABAR BESUKI - Bagi sebagian orang, kehamilan adalah kabar yang membahagiakan dan hal yang paling ditunggu. Namun, semenjak hadirnya covid-19 menjadi kekhawatiran tersendiri bagi ibu hamil.
Ibu hamil memang memiliki sistem imunitas tubuh yang rendah, sehingga lebih rentan untuk mengidap penyakit atau infeksi dibandingkan dengan orang awam biasa.
Ibu hamil juga tidak disarankan untuk mengalami stress maupun mempunyai beban pikiran. Sering kali kekhawatiran mengenai virus corona ini yang memicu ibu hamil berpikir keras.
Baca Juga: Telah Meninggal Dunia, Trisutji Kamal Sang Maestro Musik Klasik Indonesia
Dilansir dari lama heatlhline, bahwa pada tahun 2020, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah global COVID-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Hal itu menjadi sesuatu yang menakutkan bagi sebagian orang. Perlu diketahui, virus korona ini merupakan keluarga virus yang bersirkulasi pada manusia dan hewan dan dapat menyebabkan segalanya mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan yang lebih serius.
Covid-19 masih merupakan penyakit baru yang belum dipelajari dengan baik oleh beberapa ahli.
Pada dasarnya Covid-19 ini merupakan penyakit pernapasan. Gejala pasa penyakit ini biasanya muncul antara 2 dan 14 hari setelah terpapar virus corona.
Bagi ibu hamil dan orang awam, mempunyai gejala umum yang sama yaitu:
• Batuk
• Demam
• Sesak napas
• Mudah Lelah
Gejala lainnya seperti:
• Menggigil, yang terkadang terjadi bersamaan dengan gemetar berulang
• Sakit tenggorokan
• Sakit kepala
• Kehilangan bau atau rasa
• Nyeri otot dan nyeri
Menurut pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), mencatat bahwa wanita hamil lebih rentan dibandingkan yang lain terhadap semua jenis infeksi saluran pernapasan, seperti flu.
Hal itu dikarenakan kehamilan mengubah sistem kekebalan dan memengaruhi kinerja paru-paru maupun jantung. Namun, hal tersebut menjadi suatu kepanikan tersendiri bagi ibu hamil maupun bagi yang akan program hamil.
Selain itu, menurut suatu data penilitian ada Maret 2020, tidak ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa wanita hamil lebih rentan terhadap Covid-19 daripada orang lainnya.
Dari hasil laporan WHO, bahwa wanita hamil dengan Covid-19, sebagian besar tidak memiliki kasus yang parah. Bahkan, 147 wanita yang diteliti, 8 persen menderita Covid-19 parah dan 1 persen kritis.
Sementara itu, The Royal College of Obstetricians dan Gynecologists juga melaporkan bahwa sementara beberapa wanita Cina dengan gejala virus corona telah melahirkan bayi prematur.
Kurang begitu jelas apakah bayi-bayi itu lahir lebih awal karena infeksi atau karena dokter memutuskan untuk mengambil risiko kelahiran prematur karena ibu mengalami infeksi tersebut.
Dilain hal, menurut data tersebut tidak terlihat bukti bahwa virus corona ini menyebabkan keguguran.
Berdasarkan data lain, tidak terbukti wanita yang sedang terinfeksi virus corona langsung menularkan virus tersebut pada bayinya.
Covid-19 ini penyakit yang umumnya ditularkan dari orang ke orang melalui tetesan atau doplet (seperti batuk dan bersin dari orang yang terinfeksi).
Jadi bayi akan tertular oleh ibu yang terinfeksi Covid-19 air tetesan atau dopletnya terkena secara langsung masuk ke tubuh bayi.
Dalam satu penelitian kecil yang mengamati sembilan wanita Cina hamil yang terinfeksi virus corona baru pada trimester terakhir kehamilan.
Virus tersebut tidak muncul dalam sampel yang diambil dari cairan ketuban atau darah tali pusat atau pada usapan tenggorokan bayi yang baru lahir.
Ada beberapa kemungkinan lain bahwa ada bayi baru lahir yang lahir dari wanita dengan Covid-19, positif terkena virus.
Namun, para peneliti tidak yakin apakah bayi yang dites positif tersebut benar-benar tertular virus di alam rahim atau mereka mendapatkannya setelah dilahirkan.***