KABAR BESUKI - Semua orang pasti menyukai snack atau jajanan ringan. Makan jajanan ringan atau ngemil tidak bisa dilepas dari kehidupan sehari-hari.
Ngemil bukan hanya nikmat, tetapi bagi sebagian orang juga dapat mengurangi rasa kantuk ketika sedang bekerja atau belajar.
Namun, terlalu banyak ngemil juga tidak baik untuk kesehatan, salah satunya adalah menyebabkan kegemukan.
Untuk mengatasi masalah ini, banyak orang akhirnya beralih mencari alternatif snack yang diklaim sebagai snack yang sehat.
Banyak snack kemasan di supermarket dan toko-toko yang menawarkan jajanan dengan kalori lebih rendah, garam atau sodium yang lebih sedikit, ataupun rendah gula.
Namun benarkah jika cemilan sehat di toko-toko benar-benar sehat dan memberi dampak baik bagi tubuh?
Sebuah organisasi non-profit dari London, Inggris yang bernama Action on Salt berfokus pada pada konsumsi garam di masyarakat dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
Organisasi ini memiliki target untuk mengurangi asupan garam masyarakat menjadi rata-rata 6 gram sehari untuk orang dewasa dan 8.1 gram untuk anak-anak.
Action on Salt menemukan bahwa hampir separuh dari cemilan yang diklaim sehat di toko-toko ternyata mengandung lemak, garam dan/atau gula yang tinggi.
Mereka juga menemukan bahwa ada 119 makanan ringan termasuk kacang-kacangan, keripik, dan lainnya ternyata lebih asin daripada air laut.
Cemilan 'sehat' ini memang lebih rendah kalori, lemak jenuh, dan lebih tinggi serat daripada cemilan pada umumnya. Namun sekitar 43 persen cemilan 'sehat' mengandung garam yang lebih tinggi.
Action on Salt menemukan banyak jenis cemilan sehat yang ternyata kandungan garamnya melebihi asupan garam harian yang dianjurkan.
Konsumsi garam berlebih dapat mengakibatkan penyakit-penyakit kronis seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Manajer kampanye di Action on Salt, Sonia Pombo mengatakan bahwa klaim nutrisi dalam kemasan cemilan sehat harus segera ditindaklanjuti.
Baca Juga: Penggemar Berat, Rupanya Chris Evans Ingin Menjadi Karakter Marvel Ini Jika Bisa Bertukar Peran
"Kita memang perlu makan lebih banyak kacang-kacangan dan serat lainnya, namun ada cara baik untuk melakukannya, dan makan cemilan olahan tinggi garam bukanlah solusinya," kata Pombo.
Ia juga mengatakan jika survei ini telah menyoroti jumlah garam yang tidak perlu dalam cemilan 'sehat'.
Action on Salt mengatakan sebagian besar produk tidak menampilkan informasi nutrisi berkode warna di bagian depan kemasan sesuai pedoman pemerintah.
Baca Juga: Penggemar Berat, Rupanya Chris Evans Ingin Menjadi Karakter Marvel Ini Jika Bisa Bertukar Peran
Namun teknik marketing yang menitikberatkan pada kata-kata 'sehat' di bagian depan kemasan akan membuat konsumen enggan meneliti kembali bahan-bahan dan kandungan gizi cemilan tersebut.
Klaim berbasis nutrisi, ditemukan pada 81% kemasan yang disurvei, termasuk 'X kkal per porsi', 'lebih sedikit lemak', 'tanpa tambahan gula', dan 'sumber atau tinggi serat / protein'.
Proporsi yang lebih tinggi (95%) termasuk klaim seperti "bebas gluten", "vegan", "semua alami" dan "tanpa pengawet buatan".
Maka dari itu, jika Anda berniat mengurangi asupan garam, lemak, dan gula sebaiknya jangan terkecoh dengan label ‘sehat’ di bagian depan kemasan. Sebaiknya perhatikan dan teliti dulu kandungan gizi cemilan sehat sebelum Anda membelinya.***