Waspada, Perokok Aktif Bisa Berisiko Terinfeksi Covid-19 Lebih Tinggi daripada Non Perokok

30 Mei 2021, 22:57 WIB
Foto: Ilustrasi orang merokok /Rianti S/Pixabay

KABAR BESUKI - Pandemi virus Covid-19 hingga saat ini masih belum berakhir. Baru-baru ini, penelitian dari Organisasi Kesehatan Dunia melakukan sebuah kajian Pada 29 April 2020.

Bahwasannya, perokok memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terinfeksi Covid-19 dari pada yang tidak merokok. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh spesialis penyakit dalam dr. Pandang Tedi Adriyanto, M.Sc, Sp.PD, FINASIM dari Universitas Gadjah Mada.

Dikatakan bahwa, perokok menjadi suatu faktor risiko berbagai infeksi saluran pernapasan hingga parah.

Baca Juga: Peter Gontha Bicara Isu Garuda Indonesia Akan Dibangkrutkan: Saya Menulis Ini, dengan Risiko Diminta Berhenti

"Merokok diketahui menjadi faktor risiko berbagai infeksi saluran pernapasan dan meningkatkan tingkat keparahan penyakit saluran pernapasan," kata dr. Pandang sebagaimana dikutip dari ANTARA, Minggu.

Rokok juga menyebabkan 56-80 persen penyakit saluran pernapasan (brokhitis kronis dan pneumonia), 22 persen penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah lainnya serta 50 persen impotensi pada pria.

Rokok juga berakibat meningkatkan infeksi saluran pernafasan, penyakit telinga tengah, asma atau sudden infant death syndrome (SIDS) pada bayi dan anak-anak.

Baca Juga: The Conjuring 3 Tayang di Bioskop dan HBO Max 2 Juni 2021, Kasus Nyata Pembunuhan yang Melibatkan Iblis

Bahkan, dengan merokok juga memiliki dampak negatif umum pada tubuh sehingga memperparah kondisi ketika terinfeksi Covid-19.

dr. Pandang juga membeberkan bahwa ketika merokok organ pertama yang terkontaminasi asap rokok dalam tubuh yakni pernapasan dan paru-paru.

Seperti yang diketahui, dampak dari merokok yakni terkena penyakit kanker paru-paru.

Baca Juga: Jason Dupasquier Dinyatakan Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan Saat Kualifikasi Moto3 Italia 2021

"Beberapa penyakit yang diakibatkan oleh kegiatan merokok di antaranya adalah 90 persen penyakit kanker paru-paru pada pria dan 70 persen pada wanita," ujar dokter spesialis penyakit dalam di Primaya Hospital Sukabumi itu.

Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan bahwa terdapat peningkatan prevalensi merokok penduduk umur 10 tahun dari 28,8 persen pada tahun 2013 menjadi 29,3 persen pada tahun 2018.

Prevalensi merokok pada anak dan remaja, populasi usia 10-18 tahun juga naik dari 7,2 persen pada 2013 menjadi 9,1 persen.

Baca Juga: PDIP Ingin pemilu 2024 Diikuti 2 Pasangan Calon Saja Lantaran Menghemat Dana, Tapi Bukan Prabowo dan Puan

Dampak pada perempuan, merokok bisa menyebabkan infertilitas baik untuk perokok aktif maupun pasif.

Dengan merokok juga bisa mengakibatkan abortus spontan atau keguguran, bayi lahir dengan berat rendah, bayi lahir mati serta komplikasi melahirkan lainnya.***




Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler