Intinya, setelah bagian kembang kol yang tidak tercerna ini memasuki usus besar, bakteri di dalamnya akan mulai memfermentasi. Pada gilirannya hal ini bisa menyebabkan kembung dan gas.
Belum lagi, kembang kol juga mengandung apa yang disebut glukosinolat, yaitu bahan kimia yang mengandung sulfur. Saat bahan kimia ini terurai di usus, mereka membentuk senyawa lain seperti hidrogen sulfida yang merupakan penyebab di balik gas berbau sulfur yang mungkin Anda buang setelah makan kembang kol.
Baca Juga: Cairan Dana Bantuan dari BPJS Hanya Melalui Klik Website bit.ly/bntuandana, Ternyata Ini Faktanya!
Kebanyakan orang dapat menangani sayuran jenis ini dalam dosis sedang. Akan tetapi, mereka yang memiliki masalah GI, termasuk sindrom iritasi usus besar, mungkin mengalami gangguan pencernaan yang lebih parah.
Jika Anda sensitif terhadap sayuran silangan seperti kembang kol, pertimbangkan untuk memasaknya daripada memakannya secara mentah mentah.
Memasak makanan dapat membantu memulai proses pemecahannya sehingga saluran pencernaan Anda tidak harus bekerja terlalu keras.***