Menurut Sains: Satu Bahaya Ini Jarang Diketahui Ketika Anda Meminum Anggur

- 31 Maret 2021, 07:51 WIB
dampak konsumsi wine
dampak konsumsi wine /PIXABAY/congerdesign

KABAR BESUKI - Tidak jarang seseorang merasa haus setelah minum segelas anggur atau sakit kepala. Tetapi ternyata, karena bahan-bahan tertentu dalam anggur, beberapa orang mendapat efek intoleransi terhadap minuman beralkohol dan dapat menyebabkan beberapa efek samping yang sangat tidak nyaman dan bahkan berbahaya.

Penyebab paling umum dari alergi anggur adalah sulfit, glikoprotein, dan alergi anggur sederhana. Untuk penderita asma, histamin yang dihasilkan dari bakteri dan ragi saat alkohol berfermentasi dan terutama ditemukan dalam anggur merah juga dapat menyebabkan masalah.

Sulfit terjadi secara alami dalam anggur saat ragi memetabolisme dalam proses fermentasi. Zat ini juga dapat ditambahkan ke anggur sebagai pengawet, seringkali untuk menjaganya tetap segar dan mencegahnya berubah menjadi sebotol cuka.

Baca Juga: Lagi-lagi Serangan Mematikan, Menyebabkan Puluhan Ribu Orang Mengungsi di Kota Mozambik

Anggur putih biasanya mengandung lebih banyak sulfit daripada anggur merah, karena diperlukan untuk melindungi rasa dan warna anggur yang lembut, dan anggur manis, yang memiliki kandungan gula lebih tinggi, mengandung lebih banyak sulfit dalam upaya mencegah sisa gula untuk memulai fermentasi sekunder.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memperkirakan bahwa setiap satu dari 100 orang memiliki kepekaan terhadap sulfit, dan lima hingga 10% dari mereka yang menderita asma memiliki kepekaan sulfit yang parah.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Nagasaki di Jepang menemukan bahwa asma akibat alkohol lebih umum terjadi pada populasi Asia dan bahkan dapat terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat serangan asma sebelumnya.

Baca Juga: Menurut Penelitian: Seseorang Berusia Ini 50 Persen Lebih Kecil Tertular Covid-19

Orang Asia juga lebih mungkin mengembangkan kulit memerah setelah minum alkohol, yang oleh para ilmuwan dikaitkan dengan frekuensi tinggi dari penurunan aktivitas asetaldehida dehidrogenase 2 (ALDH2) yang ditentukan secara genetik yang memetabolisme asetaldehida, metabolit alkohol.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Eat This


Tags

Terkini