KABAR BESUKI - Pusing dapat disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit. Contohnya meliputi berputar-putar, keracunan, efek samping pengobatan, atau berdiri terlalu cepat.
Ada banyak penyebab seseorang bisa menderita kondisi kurang mengenakan tersebut.
Penyebab pusing bisa jadi berhubungan dengan lingkungan luar, obat yang diminum, maupun kondisi yang mendasarinya.
Baca Juga: Menurut PBB, Mega Proyek Pariwisata Mandalika di Indonesia ‘Menginjak-Nginjak’ HAM, Ada apa?
Dari segi non medis, pusing bisa disebabkan oleh aktivitas, seperti:
- Berputar dengan cepat
- Berdiri atau duduk terlalu cepat
- Melakukan latihan intensitas tinggi
Banyak orang biasanya dapat mengidentifikasi penyebab pusing mereka. Namun, gejala tersebut dapat juga terjadi secara tak terduga atau tanpa alasan yang jelas.
Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Harvard Health Publishing, merasa pusing adalah keluhan umum di antara orang dewasa yang lebih tua.
Meskipun biasanya tidak disebabkan oleh sesuatu yang mengancam jiwa, tetapi kamu tetap perlu berhati-hati.
Namun ada juga karena gangguan atau infeksi dari parasit atau cacing, Sistiserkosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh larva (cysticerci) cacing pita Taenia solium, yaitu cacing yang hidup di dalam tubuh babi. Larva cacing ini akan menginfeksi dan merusak jaringan kulit, otot, mata, dan otak.
Baca Juga: Arem Arem Ayam Menu Sarapan yang Nikmat dan Bergizi, ini Resep dan Cara Membuatnya
Gejala sistiserkosis biasanya baru timbul dalam beberapa hari, bulan, atau tahun setelah terinfeksi.
Gejala yang ditimbulkan tergantung pada lokasi infeksi dan jumlah serta besar kista yang terbentuk oleh larva cacing pita ini.
Sistiserkosis disebabkan oleh infeksi larva (cysticerci) cacing pita Taenia solium. Cacing ini sering hidup di dalam tubuh babi.
Selain bentuk larvanya, bentuk dewasa cacing ini juga bisa menginfeksi manusia dan menyebabkan taeniasis. Umumnya, taeniasis terjadi di usus.
Saat mengalami taeniasis, telur yang dihasilkan oleh cacing pita dewasa akan dikeluarkan melalui feses dan mengontaminasi tanah dan air disekitarnya.
Jika telur cacing pita ini termakan oleh manusia (fecal-oral), berkembang menjadi larva, dan berkembang menjadi larva, dan selanjutnya menginfeksi jaringan tubuh, seperti kulit, otot, mata, dan otak, kondisi ini disebut dengan sistiserkosis.
Kontaminasi telur cacing pita di tanah dan air juga bisa menginfeksi babi dan berkembang menjadi larva di tubuh babi.
Baca Juga: Peneliti Mengatakan, Membawa Amarah Saat Tidur Memengaruhi Kesehatan Mental dan Kualitas Tidur Anda
Baca Juga: Lebih dari 533 Juta Data di Facebook Bocor, Lebih dari 106 Negara yang Mengalami Termasuk Indonesia
Seseorang yang mengonsumsi daging babi yang terinfeksi cacing pita berisiko mengalami taeniasis.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sistiserkosis, yaitu:
- Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi telur cacing pita
- Mengonsumsi buah dan sayur yang ditanam dengan pupuk dari feses manusia
- Memasukkan jari yang telah terkontaminasi telur cacing ke dalam mulut
- Memiliki kebisaan tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet
- Hidup bersama penderita taeniasis
- Hidup di area endemik sistiserkosis