Hati-hati! 4 Diet Populer Ini Bisa Sebabkan Kerusakan Usus Permanen, Begini Kata Ahli

- 10 April 2021, 10:57 WIB
Ilustrasi Diet.
Ilustrasi Diet. /Rizqi arie//PIXABAY

KABAR BESUKI – Belakangan ini, para ilmuwan dan ahli diet mulai mempelajari banyak manfaat kesehatan dari memiliki usus yang sehat.

Salah satu manfaat terbesarnya adalah menunjang kesehatan bakteri menguntungkan dan sel kekebalan yang membantu melawan benda asing seperti bakteri, virus, dan jamur.

Banyak diet populer yang mungkin pernah atau sedang Anda coba, akan tetapi hal tersebut justru dapat merusak kesehatan Anda, khususnya pada bagian usus.

Baca Juga: Pengusaha Sukses Ternyata Berpotensi Memiliki Ciri-Ciri Seorang Psikopat, Kenali 5 Tandanya

Baca Juga: Ini 4 Zodiak yang Dianggap Paling Keras Kepala, Perlu Kesabaran Ekstra untuk Menghadapi Mereka

Baca Juga: Lesung Pipi yang Dianggap Sebagai Karakteristik Kecantikan Ternyata Adalah Sebuah Kecacatan, Simak Ulasannya

Ahli diet terdaftar mempertimbangkan kerusakan yang mungkin ditimbulkan oleh beberapa dari plot diet populer ini.

Dan seperti biasa, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda atau profesional medis lainnya sebelum memulai diet baru.

Dilansir Kabar Besuki dari Eat This, berikut ini beberapa diet populer yang berpotensi merusak usus Anda secara permanen, antara lain:

  1. Keto Diet

Diet ketogenik membatasi total karbohidrat termasuk buah, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, kacang polong, dan lentil yang merupakan sumber serat penting.

Bakteri menguntungkan di dalam usus membutuhkan serat untuk bertahan hidup dan berkembang.

“Ketika kita tidak mengonsumsi serat yang cukup, kita membahayakan kesehatan usus kita yang dapat meningkatkan peradangan dan meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker,” kata Lauren Harris-Pincus, MS, RDN sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari Eat This.

Baca Juga: Fenomena ‘Ketindihan’ Saat Tidur Atau Sleep Paralysis Ternyata Bukan Disebabkan Hal Gaib, Begini Penjelasannya

Untuk Anda yang ingin menjalani diet karbohidrat, Harris-Pincus merekomendasikan untuk tetap mengalokasikan karbohidrat dengan porsi seperlunya disertai konsumsi sejumlah makanan berserat seperti buah-buahan, kacang-kacangan, kacang-kacangan, hingga biji-bijian.

  1. Diet Lemon

Dikenal pula dengan istilah master cleanse, diet ini banyak dilakukan oleh para selebriti untuk menurunkan berat badan secepat mungkin.

Menurut Dr. Joan Salge Blake, EdD, RDN, LDN, FAND yang sekaligus menjadi pembawa acara podcast kesehatan “SpotOn!”, diet ini tidak memiliki dampak positif yang signifikan terhadap berat badan.

“Jika Anda mengurangi kalori secara ekstrem dengan obat pencahar, angka pada timbangan akan turun, tetapi apakah Anda kehilangan lemak atau hanya berat air? Saya pikir Anda tahu jawabannya,” ujar Blake.

Blake juga menjelaskan bahwa penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa kekurangan mikrobioma usus dari makanan sehat seperti makanan berserat tinggi seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian sebenarnya dapat membuat pengelolaan berat badan lebih menantang.

  1. Diet FODMAP Rendah

FODMAP adalah karbohidrat yang difermentasi oleh bakteri usus yang merupakan hal yang baik untuk kesehatan kita secara keseluruhan.

Akan tetapi, Harris-Pinch mengatakan bahwa penderita Irritable Bowel Syndrome (IBS) yang melakukan diet FODMAP rendah bisa menyebabkan gejala gangguan pencernaan seperti gas, kembung, diare, atau sembelit.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Resep Ayam Ramah Diabetes yang Patut Dicoba, Simak Selengkapnya

  1. Diet Paleo

Paleo Diet merekomendasikan pola makan seperti nenek moyang kita selama era Paleolitikum, periode sebelum pertanian modern sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Diet ini menganjurkan untuk memperbanyak makan buah dan sayuran, daging tanpa lemak, dan makanan laut, tetapi lebih sedikit konsumsi produk olahan termasuk biji-bijian dan produk susu karena mereka tidak mengonsumsinya era itu.

Sebuah studi tahun 2019 meneliti data untuk menentukan respons mikrobioma usus terhadap Paleo Diet seperti yang direkomendasikan saat ini.

Data dikumpulkan dari orang-orang Italia yang mengikuti Diet Paleo dan membandingkannya dengan orang-orang yang mengikuti Diet Mediterania.

Setelah melihat mikrobioma usus dari mereka yang mengikuti Diet Paleo, peneliti menyimpulkan bahwa makan banyak buah dan sayuran dalam diet ini (meskipun biji-bijian, kacang-kacangan, kacang polong, dan lentil dihindari) dan asupan minimal makanan olahan dapat membantu memulihkan mikrobioma usus.

Akan tetapi, jenis diet ini tidak boleh diikuti dalam jangka panjang karena belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hal tersebut dapat berdampak negatif pada usus atau tidak.

Baca Juga: Keji dan Brutal, Orang Ini Disebut Sebagai Ilmuwan Paling Kejam Sepanjang Sejarah Simak Ulasannya

Pada akhirnya, keputusan untuk memilih jenis diet kembali pada masing-masing individu, yang terpenting adalah Anda harus senantiasa menjaga kesehatan lahir maupun batin masing-masing.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Eat This


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x