Untuk meminimalisir keringat berlebihan, Andhika menyarankan Anda mengenakan pakaian yang tipis, melakukan latihan di dalam ruangan ber-AC juga tidak masalah dan ingatlah untuk membatasi durasi agar jangan terlalu panjang.
Bila Anda memilih latihan saat sebelum berbuka puasa, Anda bisa segera minum saat jam berbuka. Namun, pada saat itu cadangan energi Anda relatif rendah.
"Kalau pilih sebelum sarapan (misalnya di bulan biasanya) orang merasa lebih gampang capek, wajar karena energi lebih rendah. Walaupun ada penggantian gula dari cadangan lain adakalanya nggak bisa menutupi kekurangan sehingga (tubuh) terasa nggak enak," papar Andhika.
Sebaiknya, usahakan Anda melakukan latihan lower intensity agar dapat menggunakan cadangan lemak karena proses ini membutuhkan adaptasi dari yang semula memanfaatkan gula.
Pilihan ketiga, latihan setelah berbuka. Ini bisa menjadi pilihan aman karena Anda bisa makan dan minum kapanpun. Hanya saja, waktu sempit karena menjelang shalat tarawih.
Andhika menyarankan Anda tak langsung menyantap makanan berat saat berbuka puasa agar nutrisi makanan cepat terserap tubuh. Pilih yang intensitas rendah.
Sebenarnya, Anda masih bisa latihan setelah shalat tarawih tetapi ini cenderung dekat ke waktu tidur. Olahraga menjelang jam tidur tidak disarankan karena bisa mengganggu tidur Anda.
"Usai olahraga itu afterburn, masih ngos-ngosan, keringetan, nggak ngantuk, tidurnya mundur akhirnya sahurnya bablas," kata Andhika.
Hal senada diungkapkan pakar gizi klinik dari Universitas Indonesia, Putri Sakti. Dia juga tak menyarankan Anda berolahraga mendekati jam tidur.