Pahami, 8 Topeng Kehidupan yang Sering Digunakan oleh Manusia, Ternyata Mengejutkan!

- 28 April 2021, 20:37 WIB
Ilustrasi Wajah Bertopeng/Madeinitaly/Pixabay.com
Ilustrasi Wajah Bertopeng/Madeinitaly/Pixabay.com //Achmad fauzi/

Baca Juga: Biar Lancar PDKT! Ahli Membeberkan 3 Cara Chat Ini Bikin Gebetan Cepat Membalas

Sahabat sejati adalah diri kita sendiri dalam rupa orang lain. Perspektif filosofis itu berbeda dengan paradigma sufistik, yakni: sahabat sejati membawa seseorang mendekati Ilahi. Inilah hakikat persahabatan abadi. Persahabatan inilah yang membuat relasi juga ‘’abadi’’, karena tidak berambisi duniawi.

Ketujuh, teknologi-informasi. Di era digital-milenial, pencipta teknologi dan penguasa informasi menguasai dunia. Sehingga tidaklah mengherankan, banyak perusahaan mengumpulkan database informasi (big data) sebagai sumber kehidupan.

Era digital menjadi lahan kompetisi antarnegara pemilik teknologi dan penguasa informasi. Mereka menjadikan teknologi-informasi sebagai sarana untuk mengeksploitasi sumber kekayaan alam sekaligus memikat generasi milenial dengan tawaran kesejahteraan melalui riset dan kemajuan.

Idealnya, teknologi-informasi menjadi sarana berbagai bangsa di dunia untuk saling berkolaborasi demi kejayaan peradaban.

Baca Juga: Biar Lancar PDKT! Ahli Membeberkan 3 Cara Chat Ini Bikin Gebetan Cepat Membalas

Teknologi-informasi bermanfaat dan bermakna bila dipergunakan sesuai tujuan dan bersumberkan kebenaran. Era digital membawa tsunami informasi, yang berpotensi menenggelamkan netizen ke dalam samudra kebingungan nan mahaluas tak bertepi. Literasi digital-intelektual-spiritual, berpondasikan iman kepada Tuhan, berbasis riset dengan metode-metodologi yang valid-reliabel, merupakan benteng pertahanan terkuat penangkal tsunami informasi, terutama berita hoax, ujaran kebencian, berita bohong, fitnah, gosip, dan sebagainya.

Budaya literasi digital-intelektual-spiritual akan membentuk generasi milenial yang sehat, pandai secara intelektual, matang dan dewasa secara mental, emosional, spiritual, serta berdaya secara finansial.

Kedelapan, cinta kasih. Cinta kasih ini serupa simalakama alias simulakra kehidupan. Cinta kasih dapat menyebabkan krisis maupun eksis. Krisis terbesar di dunia adalah krisis Cinta kasih. Betapa banyak “mahakarya” (magnum opus) juga bermula dari atau bersumberkan Cinta kasih. Sehingga Cinta kasih dapat menjadi sumber permasalahan, sekaligus menjadi solusinya.

Baca Juga: Tiba di Polda Metro dengan Mata Tertutup, Polisi Ungkap Munarman Jadi Tersangka Dugaan Terorisme

Bagaimanapun jua, bila Cinta kasih ditujukan semata duniawi, maka tiada sejati. Bila bertujuan ukhrawi, maka cinta kasih menjadi abadi nan sejati. Maksudnya, Cinta kasih kepada manusia sewajarnya saja, sebab kondisi “hati” manusia berbolak-balik dan fluktuatif.

Sekarang penuh Cinta, siapa tahu besok berubah benci. Jadi, filosofi “mencinta hingga terluka” dan “menebar kasih hingga perih” idealnya ditujukan hanya kepada sang Pemilik Cinta, yakni Allah SWT. Dengan demikian, “kebahagiaan sejati” dapat dirasakan selamanya.

Kemuliaan peradaban manusia bermula dari kejayaan bangsa. Bangsa besar terus belajar dari sejarah. Sejarah pun berulangkali menyeru kepada manusia untuk mewaspadai topeng-topeng kehidupan.

Baca Juga: Studi Mengatakan: Penderita Epilepsi Sebaiknya Tidak Menghirup Minyak Esensial, Ini Akibat yang Ditimbulkan

Kehidupan akan terasa nyaman dan menjadi sejahtera bila umat manusia bijaksana dan berhati-hati saat memakai serta memaknai topeng-topeng kehidupan. Kehidupan sejati bersama Ilahi pastilah berujung kemuliaan.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini