Mengenal Penyebab Penyakit Asam Lambung dan Cara Mengobatinya Agar Tidak Tambah Parah

- 7 Mei 2021, 13:04 WIB
Penderita Asam Lambung./ pixabay / derneuemann /
Penderita Asam Lambung./ pixabay / derneuemann / /
KABAR BESUKI - Penyakit gerd atau Gastroesophageal reflux disease merupakan penyakit asam lambung yang cukup umum dialami oleh masyarakat. Penyakit ini utamanya menimbulkan gejala berupa nyeri ulu hati, nyeri dada, sulit menelan makanan, dan tenggorokan terasa mengganjal. Menjadi penyakit yang sering dikeluhkan masyarakat, apa sebenarnya penyebab Gerd?
 
Penyebab Gerd adalah naiknya asam lambung ke kerongkongan akibat otot katup di bagian bawah kerongkongan (otot LES) menjadi lemah atau berada dalam kondisi rileks. 
 
Seperti dilansir Kabar Besuki dari chanel YouTube Media Sehatku, idealnya, saat kita menelan makanan, otot LES di bawah kerongkongan akan membuka untuk membiarkan makanan dan minuman turun ke lambung. Setelah makanan turun, otot katup tersebut akan menutup kembali.
 
Namun, apabila katup tersebut menjadi rileks dengan tak wajar atau mungkin melemah, asam lambung dapat naik menuju kerongkongan. Paparan asam lambung tersebut dapat mengiritasi dinding kerongkongan dan berisiko memicu peradangan.
 
GERD disebabkan karena kelemahan atau kegagalan relaksasi dari cincin yang bertugas mengatur proses buka-tutup pintu atau klep yang menghubungkan esofagus bawah dengan lambung.
 
Kelemahan dari sfingter ini bisa terjadi dengan sendirinya pada wanita hamil atau orang yang obesitas.
 
Selain itu mereka yang menderita asma, diabetes, skleroderma, dan penyakit hiatus hernia juga rentan terkena GERD. Ada beberapa makanan yang dapat menjadi faktor yang memicu Anda terkena GERD, antara lain kopi, alkohol, cokelat, makanan yang digoreng, saus tomat, bawang putih dan bawang merah.
 
Hal lain yang juga dapat meningkatkan risiko GERD adalah kebiasaan buruk yang dilakukan seseorang baik secara sadar maupun tidak, seperti merokok, kebiasaan mengonsumsi makanan dalam waktu tiga jam sebelum tidur dan mengurangi porsi makan yang akan dikonsumsi. 
 
Selain itu, jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti aspirin, hal ini dapat meningkatkan risiko terkena GERD.
 
Dokter biasanya akan merekomendasikan terapi modifikasi gaya hidup dan penggunaan obat bebas. Bila dalam waktu 2 minggu muncul keluhan lain, maka dokter akan merekomendasikan pengobatan obat paten dan pembedahan.
 
Terapi GERD dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat penekan asam lambung  seperti omeprazolelansoprazole, pantoprazole. Obat ini dikonsumsi sebelum makan. 
 
Baclofen merupakan obat untuk memperkuat sfingter yang dapat diberikan. Namun obat ini memiliki efek samping sakit kepala dan mual.
 
Sfingter itu sendiri merupakan cincin serat otot yang terletak di sekitar permukaan dalam tubuh. Fungsinya adalah untuk mengatur pejalanan zat yang dibutuhkan oleh tubuh.
 
Selain itu, diberikan juga obat untuk memperlancar pergerakan saluran cerna juga terkadang diberikan seperti domperidon. Namun semua obat-obatan tersebut harus dikonsumsi atas petunjuk dokter.
 
Bila diperlukan, dokter akan merekomendasikan penggunaan obat untuk mengurangi produksi asam lambung yang dikenal dengan proton pump inhibitors serta membantu jaringan esofagus yang rusak untuk pulih. Tujuannya adalah agar GERD tidak terjadi lagi.
 
Apabila Anda mencurigai adanya gangguan GERD, ada beberapa tindakan yang bisa Anda lakukan. Menempatkan bantal kepala sedikit lebih tinggi akan meminimalkan gejala yang Anda rasakan.
 
Anda juga dapat mengatasi gejala GERD sementara dengan mengonsumsi obat lambung yang dijual bebas (antasida). Jika tidak berhasil, segera berkonsultasi pada dokter.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Youtube


Tags

Terkini

x