KABAR BESUKI - Selama misi Apollo 17 pada bulan Desember 1972, astronot Harrison Schmitt kembali dari perjalanan bulan mengeluhkan gejala yang dia miripkan dengan "demam jerami bulan".
Mirip dengan demam biasa hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan mata gatal dia merasa lebih baik keesokan harinya.
Namun, apa yang diyakini Schmitt sebagai kasus sederhana dari hay fever ternyata jauh lebih buruk.
Baca Juga: Korea Selatan Berikan Bantuan Kepada Myanmar Mencapai 13 Miliar Rupiah untuk Bantuan Kemanusiaan
Tanah bumi versus tanah bulan
Meskipun umumnya disebut sebagai "tanah", partikel di bulan mengandung sifat yang berbeda dari tanah di Bumi.
Sementara tanah normal terdiri dari campuran lanau, tanah liat dan pasir, tanah bulan biasanya terbentuk dari batuan anorthositik dan basaltik, yang telah hancur oleh hantaman meteor yang terus menerus dan pemboman partikel matahari dan antarbintang yang bermuatan.
Proses pembentukan tanah bulan disebut “pelapukan mekanis”, di mana partikel terus-menerus digiling menjadi ukuran yang lebih kecil. Ini sangat kontras dengan tanah yang ditemukan di Bumi, yang dibentuk oleh sejumlah faktor lain, seperti angin atmosfer dan interaksi dengan molekul oksigen dan kelembaban.