Kenali Penyebab Biduran Cara Mengobati Hingga Menanggulangi Agar Penyakit Tersebut Bisa Hilang

- 21 Juni 2021, 11:42 WIB
Kenali Penyebab Biduran Cara Mengobati Hingga Menanggulangi Agar Penyakit Tersebut Bisa Hilang
Kenali Penyebab Biduran Cara Mengobati Hingga Menanggulangi Agar Penyakit Tersebut Bisa Hilang /Tangkapan layar/YouTube/rachel goddard/

KABAR BESUKI - Urtikaria atau biduran merupakan penyakit kulit, berupa papul atau plakat eritematosa yang sedikit meninggi dengan batas jelas dan ukuran beragam disertai dengan edema dan gatal. 

Urtikaria dapat disebabkan oleh alergi, misalnya akibat makanan, maupun penyebab nonalergik seperti paparan panas atau dingin. Urtikaria merupakan penyakit kulit yang umum ditemukan pada anak-anak dan dewasa
 
Dilansir Kabar Besuki dari YouTube Kabar Perawat, urtikaria sendiri secara umum dibagi menjadi dua, yaitu urtikaria akut dan kronik. Klasifikasi ini didasarkan pada onset penyakitnya, kronik bila episode urtikaria rekuren lebih dari 6 minggu.
 
 
Etiologi urtikaria umumnya idiopatik, namun etiologi lainnya, seperti stres, infeksi, obat-obatan, makanan, fisik juga dapat memicu urtikaria. 
 
Pada anak-anak, etiologi urtikaria yang paling sering ditemukan adalah infeksi traktus respiratori, terutama saat musim hujan. 
 
Sedangkan, pada dewasa, etiologi medikasi yang paling umum ditemukan dalam mencetuskan urtikaria.
 
 
Faktor pemicu timbulnya reaksi alergi, yang disebut sebagai alergen, dapat berupa serbuk sari tanaman, pengobatan, makanan, tungau debu rumah, gigitan serangga, dan sebagainya.
 
Urtikaria juga dapat disebabkan oleh hal lain selain alergi. Terkadang, sebagian individu dapat mengalami urtikaria akibat stres, pakaian yang ketat, atau adanya kondisi kesehatan tertentu.
 
Selain itu, seseorang juga dapat mengalami urtikaria akibat ekspos yang berlebih terhadap suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas, atau juga akibat berkeringat yang berlebih. 
 
 
Karena terdapat berbagai hal yang berpotensi memicu timbulnya urtikaria, seringkali penyebab sulit untuk ditentukan.
 
Orang yang diketahui mengalami alergi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami urtikaria. 
 
Seseorang juga dapat berisiko untuk mengalami urtikaria apabila mengonsumsi pengobatan tertentu atau terekspos secara tidak sengaja terhadap hal yang menimbulkan reaksi alergi pada individu tersebut, seperti makanan tertentu atau serbuk sari tanaman.
 
 
Lesi urtikaria adalah bilur yang bagian pinggirnya menonjol dan berwarna merah. 
 
Lesi ini batasnya terlihat jelas dan bagian tengahnya berwarna keputihan. Lesi biasanya terasa pruritus atau gatal. 
 
Lesi ini dapat terjadi pada seluruh bagian tubuh, namun biasanya timbul pada wajah dan bagian pinggir tubuh. 
 
Lesi urtikaria dapat tidak hilang selama beberapa jam sampai lebih dari satu hari.
 
 
Sementara itu, angioedema biasanya hanya timbul di bagian sekitar mata dan bibir. 
 
Karena lapisan kulit yang terkena angioedema adalah lapisan kulit yang lebih dalam, maka kulit kemungkinan akan terlihat normal, walaupun mengalami pembengkakan. 
 
Angioedema biasanya akan menyebabkan rasa sakit. Angioedema juga dapat timbul di bagian tubuh lainnya, misalnya pada usus dan saluran pernapasan. 
 
Saat angioedema mengenai saluran pencernaan, pasien dapat mengalami nyeri perut dan muntah.
 
 
Beberapa obat yang biasa digunakan untuk mengobati Urtikaria antara lain:
1. Antihistamin (CTM),
2. Kortikosteroid (Dexamethasone atau Prednisone),
3. Epinefrin biasa digunakan untuk pasien yang mengalami masalah pernapasan) dan masih banyak lagi.
 
Tiap dokter akan meresepkan obat yang berbeda berdasarkan tingkat kronisnya penyakit.
 
Untuk Anda yang memang mengidap Urtikaria kambuhan biasanya telah mengetahui penyebab munculnya Urtikaria. 
 
 
Maka untuk penanggulangan, setidaknya dapat menghindari penyebab tersebut, misalnya saja akibat tungau, udara, makanan, debu, bulu binatang atau obat-obatan tertentu.***

 

Editor: Prasetyo Bagus Pramono

Sumber: YouTube Kabar Perawat


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x