Network
Kemudian para peneliti menerapkan diet-induced thermogenesis (DIT) atau pengukuran yang menunjukkan seberapa baik tubuh kita memetabolisme makanan.
Pengukuran tersebut dilakukan pada seluruh partisipan untuk mengetahui rasa lapar secara keseluruhan, kadar gula darah dan keinginan untuk mengonsumsi makanan manis.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Sehari-hari Bisa Bikin Bodoh, Nomor 3 Paling Sering Dilakukan
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa DIT partisipan 2,5 kali lipat lebih tinggi usai sarapan dibandingkan setelah makan malam. Hal ini juga menunjukkan bahwa metabolisme tubuh cenderung lebih aktif setelah sarapan.
Para peneliti juga menemukan bahwa mengonsumsi sarapan yang tinggi kalori dapat mengurangi rasa lapar dan keinginan makan manis yang lebih rendah sepanjang hari.
Para peneliti juga mengungkap bahwa dibanding sarapan dengan porsi sedikit, makan dengan porsi banyak justru dapat mengurangi keinginan seseorang untuk banyak ngemil sepanjang hari.
Baca Juga: 4 Tanda Ketika Anda Menyikat Gigi Terlalu Keras, Hindari Juga Penggunaan Sikat yang Kurang Halus
Sarapan dengan porsi banyak juga dapat mengurangi keinginan seseorang untuk makan malam dalam jumlah banyak. Hal ini tentu sangat membantu seseorang yang sedang melakukan program diet.
Mengonsumsi sarapan juga berperan penting dalam aktivitas seseorang, apa yang dikonsumsi saat sarapan terbukti dapat memberikan dampak besar pada kinerja kognitif, suasana hati dan tingkat energi sepanjang hari.***
