KABAR BESUK – Seseorang yang pernah terpapar virus Covid-19 meski mengalami gejala ringan ternyata berisiko membuat kerusakan otak jangka panjang karena kehilangan jaringan.
Hal ini juga dibuktikan oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Biobank Inggris yang mengungkap bahwa orang yang pernah terpapar virus Covid-19 berisiko kehilangan jaringan otak.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang selamat dari virus Covid-19 mungkin menderita kehilangan jaringan otak dari waktu ke waktu.
Baca Juga: Sejumlah Tokoh Ucapkan Duka Cita untuk Rachmawati Soekarnoputri, Mulai dari AHY hingga Menteri Agama
Seperti dilansir Kabar Besuki dari Science Alert, penelitian yang melibatkan 782 sukarelawan. Peneliti juga melakukan pemindaian otak pada seluruh partisipan sebelum pandemic.
Untuk analogi pemindaian otak pra pandemi dan pasca pandemi, para peneliti kemudian mengundang 394 orang yang pernah terinfeksi Covid-19 untuk kembali melakukan pemindaian lanjutan.
Sebagian orang yang pernah terinfeksi Covid-19 itu memiliki gejala ringan hingga sedang serta tidak ada gejala sama sekali. Sementara 15 lainnya dirawat di rumah sakit.
Baca Juga: 4 Jenis Buah yang Harus Dikonsumsi Saat PPKM Darurat, Salah Satunya Pisang
Hasilnya, diantara para peserta yang pulih dari Covid-19, peneliti menemukan bahwa ada efek signifikan virus pada jaringan otak, yakni hilangnya materi abu-abu di daerah otak.
Daerah otak yang mendapat dampak dari virus Covid-19 yakni bagian gyrus parahippocampal kiri, korteks orbitofrontal kiri dan insula kiri yang terkait dengan penciuman dan perasa.
Menurut salah seorang peneliti mengatakan bahwa seseorang yang sempat terinfeksi Covid-19 secara konsisten berhubungan dengan hilangnya materi abu-abu di otak yang terkait dengan sistem penciuman dan perasa utama
Tak hanya berdampak pada indera penciuman dan perasa, materi abu-abu di otak ternyata juga menjadi bagian dari sistem saraf pusat yang berfungsi mengontrol semua fungsi otak.
Peneliti juga mencatat bahwa kelainan pada materi abu-abu di otak ini juga dapat mempengaruhi keterampilan komunikasi dan sel-sel otak.
Penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa hilangnya materi abu-abu pada daerah yang berhubungan dengan memori otak itu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami dimensia dalam jangka panjang.
Baca Juga: 4 Kebiasaan Sepele Pagi Hari Ini Ternyata Bikin Panjang Umur, Nomor 3 Paling Mudah Dilakukan
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Psychiatry menunjukkan bahwa infeksi virus Covid-19 dapat merusak otak yang menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti stroke atau gejala mirip dimensia.***