Ilmuwan Prediksi Badai Matahari Bisa Picu Kiamat Internet, Simak Ulasannya!

- 9 September 2021, 14:42 WIB
ilustrasi Ilmuwan Prediksi Badai Matahari Bisa Picu Kiamat Internet, Simak Ulasannya
ilustrasi Ilmuwan Prediksi Badai Matahari Bisa Picu Kiamat Internet, Simak Ulasannya /NASA

KABAR BESUKI – Badai Matahari mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun ternyata hal demikian memang nyata adanya.

Matahari selalu menghujani Bumi dengan kabut partikel magnet yang dikenal sebagai badai matahari.

Bumi memiliki semacam perisai magnet untuk melindungi dari serangan badai matahari agar tidak menimbulkan kerusakan yang nyata di bumi.

Baca Juga: Kandungan Gizi Ikan Bandeng Dipercaya Cegah Bayi Lahir Prematur, Simak Manfaat Lainnya

Namun, baru baru ini peneliti Amerika Serikat memaparkan fenomena badai Matahari skala besar bisa mengakibatkan jaringan internet di Bumi padam selama beberapa pekan atau bahkan berbulan-bulan.

Hal ini tentu menjadi salah satu ancaman bagi kehidupan manusia karena menimbulkan internet mati ‘Kiamat Internet’.

Menurutnya peneliti tersebut sama seperti pandemi Covid-19, manusia bumi nampaknya tidak siap dengan kejadian badai matahari skala besar.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Orang Jepang, Termasuk Boneka Silikon Dijadikan Pacar Hingga Sewa Keluarga

“Apa yang benar-benar membuat saya berpikir tentang ini adalah bahwa dengan pandemi kita melihat betapa tidak siapnya dunia. Tidak ada protokol untuk menghadapinya secara efektif, dan itu sama dengan ketahanan internet," kata Abdu Jyothi, dikutip Kabar Besuki dari Live Science, 9 September 2021.

"Infrastruktur kami tidak siap untuk peristiwa matahari skala besar," imbuhnya.

Abdu Jyothi mengatakan jika terjadi badai Matahari besar yang mengirim partikel magnetik ke Bumi dengan kecepatan jutaan kilometer per jam maka bisa menimbulkan badai geomagnetik di atmosfer Bumi.

Perlu diketahui bahwa badai matahari yang ekstrim (juga disebut lontaran massa koronal) relatif jarang terjadi.

Baca Juga: Tes Psikopat, Jawaban Ini Akan Menunjukkan Diri Anda Seorang Psikopat atau Bukan

Para ilmuwan memperkirakan kemungkinan cuaca luar angkasa ekstrem yang berdampak langsung ke Bumi antara 1,6 hingga 12 persen per dekade.

Dalam sejarah hanya dua badai yang tercatat satu pada tahun 1859 dan lainnya pada tahun 1921.

Insiden sebelumnya, yang dikenal sebagai Peristiwa Carrington , menciptakan gangguan geomagnetik yang begitu parah di Bumi sehingga kabel telegraf terbakar, dan aurora biasanya hanya terlihat di dekat kutub planet di dekat khatulistiwa Kolombia.

Badai yang lebih kecil juga bisa membawa pukulan satu pada bulan Maret 1989 membuat seluruh provinsi Quebec di Kanada padam selama sembilan jam.

Baca Juga: Cara Ampuh Obati Efek Tanaman Beracun pada Tubuh, Kenali Gejala Ini

Sejak itu, peradaban manusia menjadi jauh lebih bergantung pada internet global, dan potensi dampak badai geomagnetik besar-besaran pada infrastruktur baru itu sebagian besar masih belum dipelajari.

Kabar baiknya adalah, koneksi internet lokal dan regional cenderung berisiko rendah rusak karena kabel serat optik itu sendiri tidak terpengaruh oleh arus yang diinduksi secara geomagnetik.

Namun, jika kabel internet bawah laut panjang yang menghubungkan benua adalah cerita yang berbeda.

Kabel tersebut dilengkapi dengan repeater untuk meningkatkan sinyal optik, dengan jarak sekitar 30 hingga 90 mil (50 hingga 150 kilometer).

Baca Juga: Makan Udang untuk Ibu Hamil Apakah Aman? Simak Penjelasannya

Repeater ini rentan terhadap arus geomagnetik, dan seluruh kabel dapat menjadi tidak berguna jika bahkan satu repeater menjadi offline.

Sulit untuk memprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki infrastruktur bawah laut.

Akan tetapi Abdu Jyothi menunjukkan bahwa pemadaman internet skala besar yang berlangsung beberapa minggu mungkin terjadi dan dapat menjadi kiamat internet bagi banyak orang.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Live Science


Tags

Terkait

Terkini