Musim Dingin Ekstrem di Texas hingga Memakan Korban Nyawa, Ilmuwan : Kemungkinan Penyebabnya Iklim

19 Februari 2021, 15:14 WIB
ILUSTRASI Salju,*/PIXABAY /

KABAR BESUKI - Musim dingin di Austin, Texas menewaskan sedikitnya 21 orang Amerika dan memadamkan aliran listrik selama berhari-hari. Mengenai masalah ini, ilmuwan kembali berdiskusi tentang penyebabnya, apakah perubahan iklim dapat membawa dingin ekstrem minggu ini.

Mereka mengatakan pemanasan global, khususnya pemanasan di Kutub Utara yang cepat sehingga memungkinkan terjadinya cuaca ektrem

Secara historis, suhu dingin biasanya di Kutub Utara juga dipengaruhi oleh aliran jet, yang merupakan pola aliran angin statosfer. Tetapi seiring dengan perputaran planet, perbedaan suhu dan tekanan atmosfer antara Kutub Utara dan garis lintang yang lebih rendah, mengalami perubahan.

Baca Juga: Sering Mengalami Mood Buruk? 6 Kebiasaan Pagi Ini akan Mengembalikannya

Paul Beckwith, seorang ilmuwan sistem iklim di Ottawa, mengatakan bahwa  Suhu di Arktik telah menghangat dua kali lebih cepat dari rata-rata global selama tiga dekade terakhir. Hal itu menyebabkan aliran jet kutub melambat dan berkelok-kelok, sehingga membawa lebih banyak udara yang lebih hangat menuju kutub dan udara dingin lebih jauh ke selatan.

"Apa yang kami lihat tahun ini adalah contoh ekstrim dari apa yang terjadi ketika aliran jet mengalir jauh ke selatan," kata Beckwith.

"Saya pikir ini kasus yang parah, tetapi mungkin perlu sedikit waktu lagi bagi sains untuk menemukan semua detailnya,” katanya.

Baca Juga: Coba Lakukan 5 Hal Ini Jika Kamu Merasa Bosan Selama Pandemi, Bersyukur Setiap Hari Salah Satunya

Teori pusaran kutub ini, yang pertama kali diajukan pada tahun 2012, membuat beberapa peneliti seperti Beckwith khawatir tentang apa arti pemanasan di masa depan terutama untuk daerah selatan.

Yang lain memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan. “Teori tersebut tetap merupakan spekuatif dan faktanya masih beum dapat dibenarkan, mungkin benar dan mungkin juga tidak,”cuit ilmuwan iklim Geoffrey Vallis dari Universitas Exeter di Twitter pada hari Selasa.

Baca Juga: Anda Susah Tidur? Lakukan 5 Langkah Ini untuk Tidur yang Berkualitas!

Beberapa orang juga mengatakan, cuaca dingin merupakan sesuatu yang diharapkan di musim dingin, dan dingin yang ekstrem bisa jadi akibat variabilitas alami.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Communications pada tahun 2018 menyimpulkan bahwa para ilmuwan telah menemukan korelasi kuat antara cuaca musim dingin yang ekstrim di 12 kota di AS dan suhu yang lebih hangat di Kutub Utara selama 50 tahun terakhir.

Baca Juga: Posisi Tidur Miring Ke Kiri Lebih Sering Mimpi Buruk? Simak Jawabannya!

Tidak hanya Amerika, suhu turun hingga minus 60 Celcius juga terjadi di wilayah Siberia Rusia di Yakutia bulan lalu, menurut layanan meteorologi Roshydromet. Sebagian besar orang Siberia Rusia memiliki salah satu dari 15 Januari terdingin yang pernah tercatat.

Vladimir Semenov, seorang ilmuwan iklim di Obukhov Institute of Atmospheric Physics yang berbasis di Moskow, mengatakan musim dingin baru-baru ini di Rusia dapat menjadi konsekuensi lain dari aliran jet yang goyah. ***

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: Channel New Asia

Tags

Terkini

Terpopuler