AS Sebut Kampanye Media Sosial China ‘Dipimpin Oleh Negara’ Karena Memboikot Perusahaan Internasional

27 Maret 2021, 06:49 WIB
Foto: Bendera negara AS dan China /Rianti S/// REUTERS/Aly Song

KABAR BESUKI - Amerika Serikat mengecam kampanye media sosial di China atas pemboikotan terhadap perusahaan internasional sebagai kampanye yang didukung oleh negara. 

Hal itu terjadi usai beberapa perusahaan asing menyatakan keprihatinan mereka terhadap tuduhan kerja paksa yang terjadi di provinsi Xinjiang di China, yang merupakan salah satu produsen kapas terbaik di dunia.

Beberapa perusahaan tersebut juga telah menyatakan bahwa mereka memutuskan untuk tidak menggunakan bahan tekstil dari Xinjiang.

Baca Juga: Inilah 5 Tanda Orang Memiliki Kecerdasan yang Tinggi, Salah Satunya Memiliki Proses Berpikir yang 'Meta'

Baca Juga: Agar Kulit Anda Terhindar dari Jerawat, Begini 5 Langkah Membersihkan Makeup yang Benar

Baca Juga: Ingin Mencegah Kepikunan? Inilah 5 Langkah Alami untuk Meningkatkan Daya Ingat, Salah Satunya Tidur Siang

Pernyataan tersebut ramai dibicarakan oleh netizen China dalam media sosial Weibo.

Jalina Porter selaku juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan jika kampanye media sosial dan boikot yang dilakukan oleh pengguna internet China telah menargetkan bisnis milik AS, Eropa, dan Jepang, seperti dilansir Kabar Besuki dari Channel News Asia.

"Kami menghargai dan mendukung perusahaan yang mematuhi hukum PBB dan memastikan bahwa produk yang kami pakai tidak dibuat dengan kerja paksa," kata Porter dalam sebuah jumpa pers.

"Kami mendukung dan mendorong bisnis untuk menghormati hak asasi manusia, dimana sejalan dengan prinsip pedoman PBB tentang bisnis dan hak asasi manusia dan pedoman OECD untuk perusahaan multinasional," lanjutnya.

Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki juga mengatakan, jika Gedung Putih menentang perlakuan China yang menggunakan perusahaan asing di negaranya untuk membungkam kebebasan berekspresi dan merusak praktik bisnis etis.

Baca Juga: Pecinta Harus Paham, Inilah 9 Bahan Tambahan Kopi yang Baik Hingga Buruk Menurut Para Ahli Gizi

Baca Juga: Gelombang Panas Mematikan Melanda Kawasan Asia Selatan Terutama India dan Pakistan, Bisa Menelan Korban Jiwa

Baru-baru ini yang terjadi dan ramai di media sosial adalah pernyataan merek Nike yang mengatakan jika mereka prihatin terhadap para buruh kerja paksa yang ditahan oleh pemerintah Tiongkok di provinsi Xinjiang.

Karena kampanye media sosial tersebut, sejumlah selebriti asal China telah membatalkan kontrak mereka dengan beberapa perusahaan pakaian asing.

Hal itu mereka lakukan atas dasar patriotisme dimana sejumlah selebriti tersebut menolak untuk bekerja sama dengan perusahaan yang telah memiliki pandangan buruk terhadap negaranya.

AS dan Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi terhadap pejabat China atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan genosida yang terjadi di Xinjiang.

Namun China menolak tuduhan tersebut dan balik memasukkan beberapa pejabat Uni Eropa dan entitas lainnya ke dalam daftar hitam.

China mengatakan jika kamp-kamp di Xinjiang dibangun untuk melatih kejuruan para kaum Muslim Uighur untuk memerangi ekstremisme di China.

Di bulan Januari lalu, Washington mengumumkan larangan impor kapas dan produk tomat yang bersal dari wolayah Xinjinag.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk kecaman terhadap China yang diduga menahan kaum Muslim Uighur untuk kerja paksa di Xinjiang.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler