Dampak Letusan Gunung Berapi di Kongo, Sekitar 400.000 Orang Membutuhkan Bantuan dan Perlindungan

28 Mei 2021, 20:06 WIB
Dampak letusan gunung berapi Gunung Nyiragongo dekat Goma, di Republik Demokratik Kongo pada 23 Mei 2021 /Olivia Acland/REUTERS

KABAR BESUKI – Organisasi Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan sekitar 400.000 orang membutuhkan dukungan atau perlindungan setelah di evakuasi dari letusan gunung berapi dan gelombang gempa susulan di Republik Demokratik Kongo timur, Jumat.

Sedikitnya 31 orang tewas ketika Gunung Nyiragongo memuntahkan lahar panas yang menyebar ke arah kota Goma pada hari Sabtu 22 Mei 2021.

Menghancurkan 3.000 rumah di sepanjang jalur lahar dan memotong jalan utama yang digunakan untuk membawa bantuan ke wilayah yang dilanda bencana tersebut, sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari Reuters.

Baca Juga: Menurut Pakar, Gaya Foto Selfie Ternyata Dapat Ungkap Kepribadian Seseorang

Lahar panas berhenti di dekat batas kota, tetapi ribuan lebih orang melarikan diri pada Kamis 27 Mei 2021 pagi ketika pemerintah memperingatkan bahwa salah satu gunung berapi paling aktif di dunia, bisa meletus kembali.

Banyak yang melarikan diri ke Sake, sebuah kota 13 mil (20 km) barat laut Goma yang rentan terhadap wabah kolera, kata dana anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF).

"Dengan meningkatnya risiko wabah kolera, kami mengimbau bantuan internasional yang mendesak untuk mencegah bencana bagi anak-anak," kata perwakilan UNICEF di Kongo, Edouard Beigbeder.

Baca Juga: Pakar Epidemiologi UGM Ungkapkan Jangan Anggap Enteng Virus Corona Meski Sudah Vaksinasi Lengkap

Pihak berwenang mengeluarkan perintah evakuasi sekitar pukul 01.00 pagi waktu setempat pada hari Kamis 27 Mei 2021, setelah gambar radar menunjukkan batuan cair mengalir di bawah Goma.

Pergerakan magma menyebabkan retakan di permukaan dan ratusan gempa bumi, yang memungkinkannya meledak ke permukaan dalam letusan baru, kata Goma Volcano Observatory (OVG).

Frekuensi dan intensitas gempa bumi telah berkurang dalam 24 jam terakhir, menunjukkan risiko letusan baru mereda, kata Celestin Kasareka Mahinda dari OVG pada hari Jumat.

Baca Juga: Dinilai Jangan Naif Apabila Presiden Jokowi Tak Berdosa dalam Pelemahan KPK, Bahkan Disebut 'Main Cantik'

"Saya kira kita tidak akan mengalami letusan kedua. Masalahnya adalah risiko patah tulang, tapi risikonya kecil, sekitar 20 persen," katanya kepada Reuters.

Pihak berwenang telah membuka kembali jalan utama yang terbelah dua oleh lahar pada hari Sabtu, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) PBB mengatakan pada hari Kamis.

Goma adalah pusat kemanusiaan utama yang memasok bantuan ke wilayah yang dilanda kerusuhan selama beberapa dekade.***

Editor: Prasetyo Bagus Pramono

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler