Thailand Larang Pertemuan Publik Usai Kasus Covid-19 dan Kematian Capai Rekor Harian

17 Juli 2021, 15:14 WIB
ilustrasi Thailand Larang Pertemuan Publik Usai Kasus Covid-19 dan Kematian Mencapai Rekor Harian/pexels/ /suzukii xingfu/

KABAR BESUKI - Thailand memberlakukan larangan pertemuan publik secara nasional dan sedang mempertimbangkan lebih banyak pembatasan pergerakan.

Hal ini terjadi karena pihak berwenang melaporkan rekor jumlah kasus baru dan kematian pada Sabtu, 17 Juli 2021, meskipun telah berlaku lockdown di Bangkok dan sembilan provinsi lain minggu ini.

Gugus tugas Covid-19 negara tersebut melaporkan 10.082 kasus Covid-19 baru dan 141 kematian baru, sehingga jumlah total infeksi menjadi 391.989 kasus dan 3.240 kematian sejak pandemi melanda.

Baca Juga: Jokowi Larang Menteri Bepergian ke Luar Negeri Selama PPKM Darurat, Kecuali Menlu

Larangan pertemuan publik telah diberlakukan, dengan hukuman maksimum hukuman penjara dua tahun atau denda hingga 40.000 baht atau keduanya.

Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan lebih banyak pembatasan untuk kedepannya.

Hal ini disebabkan karena negara itu sedang menghadapi wabah Covid-19 terburuk, didorong oleh varian Alpha dan Delta Covid-19 yang sangat mudah menular sejak awal April lalu.

Baca Juga: PPKM Darurat Jawa-Bali Diperpanjang Tuai Penolakan, Forum Pimred PRMN Sampaikan Pernyataan Sikap ke Pemerintah

“Ada kebutuhan untuk memperluas langkah-langkah untuk membatasi pergerakan orang sebanyak mungkin dan menutup lebih banyak fasilitas sehingga hanya menyisakan yang penting saja,” kata Prayuth sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari Straitstimes.

Sejak Senin, area yang dianggap berisiko tinggi di Thailand telah berada di bawah pembatasan terberat dalam lebih dari setahun, dengan pembatasan pertemuan, penutupan pusat belanja dan beberapa bisnis, serta pemberlakuan jam malam antara pukul 9 malam hingga 4 pagi.

"Setelah menilai langkah-langkah itu masih ada kekhawatiran," kata juru bicara gugus tugas Covid-19 Apisamai Srirangsan sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari Straitstimes.

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmi Batalkan Program Vaksinasi Berbayar: Semua Vaksin Tetap Gratis

"Kami mungkin akan menutup lebih banyak tempat dan mengintensifkan tindakan," imbuhnya.

Pemerintah setempat juga berencana untuk meningkatkan jumlah tes Covid-19, yang saat ini mencakup 70.000 hingga 80.000 orang per hari, dengan memperkenalkan alat tes di rumah yang akan tersedia di toko obat minggu depan.

Thailand pada hari Jumat,16 Juli 2021 melaporkan 9.692 infeksi Covid-19 dan 67 kematian baru.

Kementerian Kesehatan Thailand minggu ini juga memberikan izin untuk isolasi mandiri di rumah bagi pasien Covid-19 yang memiliki gejala ringan.

Baca Juga: Cara Mengikuti Audisi Online X Factor Indonesia 2021-2022 Melalui Aplikasi RCTI Plus, Simak Selengkapnya

Palang Merah Thailand pada hari Jumat juga mengatakan telah membeli satu juta dosis vaksin Covid-19 Moderna dari Organisasi Farmasi Pemerintah (GPO).

GPO akan menandatangani kesepakatan minggu depan untuk mengimpor lima juta dosis vaksin Moderna yang akan tiba di Thailand sekitar kuartal keempat atau awal tahun depan.

Thailand memulai vaksinasi pada bulan lalu dan sebagian besar mengandalkan suntikan AstraZeneca dan Sinovac.

Meskipun kecepatan vaksinasi lebih lambat daripada di beberapa negara tetangga. Akan tetapi kini 5 persen lebih dari 66 juta penduduknya sejauh ini telah divaksinasi lengkap.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: straitstimes

Tags

Terkini

Terpopuler