43 Negara Kecam China Soal Isu Umat Islam di Uighur, Refly Harun Pertanyakan Peran Indonesia

24 Oktober 2021, 10:41 WIB
43 Negara Kecam China Soal Isu Umat Islam di Uighur, Refly Harun Pertanyakan Peran Indonesia /PIXABAY/995645

KABAR BESUKI - Sebanyak 43 negara ramai-ramai mengecam China soal isu penindasan umat Islam di kawasan Uighur.

Akan tetapi, Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk umat Islam terbesar di dunia justru dikabarkan tak termasuk dalam 43 negara tersebut.

Absennya Indonesia dalam menyikapi isu umat Islam di Uighur juga menuai komentar dari pakar hukum tata negara Refly Harun.

Baca Juga: Akibat Bela Uighur, Produk Nike Dibakar Pelanggan di China, Nike: Kami Prihatin dengan Kerja Paksa di Uyghur

Refly Harun mempertanyakan peran Indonesia yang dikabarkan tak termasuk dalam 43 negara yang mengecam China soal isu umat Islam di Uighur.

Padahal kata dia, Indonesia adalah negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia sehingga tidak masuknya Indonesia dalam 43 negara yang mengecam China soal isu umat Islam di Uighur menjadi sebuah misteri tersendiri.

"Patut dipertanyakan juga Indonesia sebagai negara Muslim terbesar kok tidak menjadi pionir untuk mempermasalahkan hal-hal seperti ini," kata Refly Harun sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Refly Harun pada Sabtu, 23 Oktober 2021.

Baca Juga: Ratusan Warga Uighur Memprotes Kunjungan Menteri China ke Turki

Refly Harun menilai, kejahatan yang dilakukan oleh Pemerintah China terhadap umat Islam di Uighur termasuk dalam isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Dia mengatakan, tindakan China terhadap umat Islam di Uighur merupakan tindakan yang biadab, sama seperti yang dilakukan Myanmar terhadap komunitas umat Islam di Rohingnya.

"Padahal kalau standarnya hak asasi manusia kan sering kita mendengar atau melihat laporan tentang kebiadaban China terhadap Muslim Uighur, sama seperti di Burma (Myanmar) terhadap Rohingnya," ujarnya.

Baca Juga: Uni Eropa dan AS Memberi Sanksi Pelanggaran HAM atas Genosida Muslim Uighur di Xinjiang, Beijing Merespon

Meski demikian, Refly Harun mengaku tak kaget apabila Indonesia tak memiliki peran dalam forum internasional untuk menyuarakan protes terhadap China yang bertindak semena-mena terhadap umat Islam di Uighur.

Pasalnya kata dia, Indonesia memiliki hubungan dagang yang sangat baik dengan China selama masa pemerintahan Presiden Jokowi.

Bahkan, nilai investasi China di Indonesia tergolong fantastis sejak Presiden Jokowi memimpin negeri ini.

"Apakah karena hubungan baik (dagang) selama ini? Karena kita tahu investasi China luar biasa di Indonesia, komprador-komprador bisnis kita menyambut baik China untuk melaksanakan bisnis yang menguntungkan mereka," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Refly Harun

Tags

Terkini

Terpopuler