Amerika Serikat Desak PBB untuk Beri Sanksi yang Lebih Keras Setelah Korea Utara Uji Coba Rudal

13 Januari 2022, 13:30 WIB
ilustrasi Amerika Desak PBB beri sanksi keras terhadap Korut karena uji coba rudal hipersonik/ /Unsplash/Forest Katsch/

KABAR BESUKI - Amerika Serikat mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi keras terhadap Korea Utara setelah Pyongyang melakukan serangkaian uji coba rudal yang dinilai bertentangan dengan resolusi PBB.

Hal tersebut disampaikan oleh kata duta besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, Rabu, 12 Januari 2022.

“AS mengusulkan sanksi PBB menyusul enam peluncuran rudal balistik Korea Utara sejak September 2021, yang masing-masing melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata Thomas-Greenfield dikutip Kabar Besuki dari Aljazeera.

Baca Juga: Transplantasi Jantung Babi ke Tubuh Manusia Berhasil Dilakukan di Amerika Serikat, Babak Baru Ilmu Pengetahuan

Pernyataan tersebut disampaikan setelah Washington memasukkan daftar hitam enam warga Korea Utara, seorang Rusia, dan seorang Perusahaan Rusia, menuduh mereka membeli barang untuk program rudal dari Rusia dan China.

“Penunjukan hari ini menyampaikan keprihatinan serius kami tentang peluncuran rudal balistik dan kegiatan proliferasi Korea Utara yang berkelanjutan,” tulisnya dalam tweet terpisah.

“Kami mendesak semua Negara Anggota @UN untuk sepenuhnya melaksanakan kewajiban mereka di bawah resolusi DK PBB,” imbuhnya.

Baca Juga: Satu Juta Orang Diperkiraan Akan Padati Sungai Gangga untuk Ritual Mandi Suci pada Jumat Mendatang

Pyongyang pada Selasa, 11 Januari 2022 telah melakukan peluncuran rudal keduanya dalam waktu kurang dari seminggu dan media pemerintah menerbitkan foto-foto pemimpin Kim Jong Un yang mengawasi uji coba rudal hipersonik.

Korea Utara pertama kali menguji senjata hipersonik pada September tahun 2021 lalu.

PBB pertama kali memberlakukan sanksi terhadap Korea Utara pada tahun 2006 atas program nuklir dan misil balistiknya, dan langkah-langkah tersebut semakin diperketat selama bertahun-tahun untuk menghentikan pendanaan untuk program-program terlarang.

Baca Juga: Varian Deltacron Gabungan Delta dan Omicron Ditemukan di Siprus, 25 Orang Dilaporkan Terinfeksi

Pembicaraan denuklirisasi telah terhenti sejak pertemuan puncak di Hanoi antara Kim dan Presiden AS saat itu Donald Trump gagal karena tuntutan Pyongyang untuk keringanan sanksi.

Joe Biden, yang menjabat setahun lalu, mengatakan dia bersedia membuka kembali diskusi. Korea Utara terus mengembangkan program rudal nuklir dan balistiknya selama paruh pertama tahun 2021.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Aljezeera

Tags

Terkini

Terpopuler