Presiden Amerika Joe Biden Mempercayai Rusia Akan Serang Ukraina

20 Februari 2022, 10:43 WIB
Presiden AS, Joe Biden meyakini Rusia akan menyerang Ukraina. /Instagram/@Joebiden

KABAR BESUKI – Joe Biden selaku presiden Amerika terpilih, memberikan pernyataan yang mengenai Presiden Putin yang akan melakukan serangan kepada Ukraina.

Joe Biden memberikan pernyataan itu pada saat berada di Gedung Putih, sebagaimana dilansir Kabar Besuki dai kanal YouTube Fox News, pada Sabtu, 19 Februari 2022.

Setelah terjadi sebuah kontak ketegangan di Ukraina Timur, yang dipenuhi dengan penembakan, perintah evakuasi, dan ledakan nyata dari pipa di Ukraina Timur.

Presiden Joe Biden naik ke podium di Ruang Roosevelt di Gedung Putih Jumat sore, 18 Februari 2022, dan membuat pernyataan mengenai konflik tersebut, yaitu bahwa Rusia akan menyerang Ukraina.

"Sampai saat ini, saya yakin dia membuat keputusan. Kami punya alasan untuk percaya itu," kata Biden dalam pernyataannya ketika berada di Gedung Putih.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Dituntut Punya Anak Banyak dan Dilarang Lahiran Caesar, Ashanty Cuek: yang Penting Dia Sehat

Pernyataan Biden menyimpang besar dari pernyataan yang telah dikeluarkan oleh Administrasi Biden dan pejabat AS selama berbulan-bulan.

Menurut pengamatan dari Intelijen Amerika Serikat, bahwa Putin kalau presiden Rusia masih belum membuat keputusan akan serangan ke Turki.

Ketika diminta untuk mengklasifikasi pernyataan tersebut. Biden dengan tegas membenarkan apa yang sudah ia ucapkan.

Ya, saya lakukan. Ya," Biden menjawab dengan tegas pada saat dimintai klarifikasi.

Penilaian Biden tentang situasi ini didasarkan pada kemampuan intelijen yang signifikan.

Pernyataannya ini muncul setelah situasi yang semakin memburuk antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Fahri Hamzah Soroti 'Kemesraan Pasangan Capres' Anies Baswedan-Ridwan Kamil: Kita Doakan Dapat Tiket Gratis

Denis Pushilin selaku pimpinan kelompok separatis yang mendapat dukungan dari Rusia memerintahkan evakuasi dari Republik Rakyat Donetsk (DNR) di Ukraina Timur pada hari Jumat, 18 Februari 2022.

Pejabat Ukraina membantah atas dugaan serangan yang akan terjadi di negaranya.

Sejumlah media Rusia juga memberitakan mengenai terjadinya sebuah ledakan bom yang terjadi pada Jumat, 18 Februari 2022 di salah satu mobil.

Para pejabat Ukraina menganggap bahwa itu adalah serangan palsu dari pihak Rusia, dan menjadi propaganda serangan yang sudah dilancarkan Rusia.

Wakil Panglima Komando Operasi DPR, Eduard Basurin, Jumat mengatakan bahwa militer Ukraina telah mulai serangan di Donbass, Ukraina.

Baca Juga: 5 Karakter Uang Menurut Rhenald Kasali yang Tak Banyak Diketahui Orang, Simak Selengkapnya

Tuduhan lain tentang agresi yang dilakukan Ukraina mulai beredar di kantor-kantor media Rusia pada waktu setempat.

Itu semua adalah bagian dari apa yang tampaknya menjadi rencana Putin untuk mengklaim Ukraina sebagai agresor, bukan Rusia, dan bahwa pasukan Rusia harus masuk untuk melindungi dan menanamkan perdamaian.

Media pemerintah Rusia juga terus membuat tuduhan palsu tentang genosida yang terjadi di Donbass dan mendorong klaim palsu yang memperingatkan tentang serangan Ukraina ke Rusia tanpa bukti apa pun,” kata Eduard Basurin.

 “Semua ini konsisten dengan pedoman yang digunakan Rusia sebelumnya untuk membuat pembenaran palsu untuk bertindak melawan Ukraina.” Sambung Eduard pada Jumat, 18 Februari 2022.

Departemen Luar Negeri Amerika menegaskan kembali, bahwa media-media dari Rusia memberikan informasi yang meragukan.

Baca Juga: Minyak Goreng Langka di Pasaran Indonesia, Rocky Gerung: Negara Nggak Mampu Memprediksi Logika Ekonomi

"Kami telah memperingatkan selama berminggu-minggu tentang peristiwa bendera palsu yang akan digunakan Rusia sebagai dalih untuk membenarkan serangan ke Ukraina," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika.

Hal itu diungkapkan kepada The Daily Beast tentang klaim palsu yang beredar di Ukraina Timur.

“Dalam beberapa hari terakhir, media Rusia telah menyebarkan alarm palsu dan klaim untuk memaksimalkan kemarahan publik dengan tuduhan tak berdasar. Ini adalah bagian mendasar dari pedoman mereka,” ujar Juru Bicara Departemen.

Kami tentu khawatir bahwa insiden ini bisa jadi merupakan peristiwa palsu yang mereka buat untuk membenarkan serangan.” Sambung Juru Bicara Departemen Luar Negri Amerika melengkapi kalimat sebelumnya.

Pushilin dari DNR tampaknya hampir sama pendapatnya dengan Biden mengenai konflik yang terjadi. Ketika ditanya pada Jumat sebelumnya, tentang perang yang kemungkinan akan terjadi.

"Sayangnya, ya." Kata Pushilin sebagaimana dilansir oleh Laman The Daily Beast.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Menaker Ida Fauziyah Buta Huruf Soal Aturan JHT: Dia Gak Paham Perintah Konstitusi

Dalam beberapa hari mendatang, meskipun Putin mungkin telah memutuskan untuk menyerang.

Ada sedikit kemungkinan bahwa Menteri Luar Negeri Tony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berpotensi dijadwalkan untuk pertemuan minggu depan, menurut Biden.

“Sampai dia menyerbu, diplomasi selalu menjadi kemungkinan,” kata Biden selaku Presiden Amerika Serikat.

Menurut Biden, meskipun diplomasi masih terus berjalan, namun ia beranggapan bahwa Putin akan menyerang Ukraina dan bisa juga akan melibatkan warga sipil yang cukup banyak.

Biden berpendapat, bahkan hal tersebut juga dimungkinkan akan berdampak pada sektor keuangan, atau sektor energi, dan bahkan untuk demokrasi di seluruh dunia.

Baca Juga: Spoiler Boruto Chapter 67: Boruto Harus Tewas Ditangan Kawaki untuk Mengeluarkan Momoshiki

John Barrasso selaku Komite Senat Hubungan Luar Negeri, juga mengkhawatirkan mengenai perang yang akan terjadi ini akan berdampak ke wilayah tetanggah sekitarnya.

“Kekhawatiran saya juga bahwa China sedang menonton, Anda khawatir tentang China yang mengambil alih Taiwan. Anda khawatir tentang Iran dan ledakan senjata nuklir,” kata Senator John Barrasso pada saat wawancara dengan Fox News.

John Barrasso selaku orang yang menjabat di Komite Senat untuk Hubungan Luar Negeri, kepada Fox News minggu ini.

Dan jika Putin dapat menginvasi dan merebut Ukraina dengan mudah, saya sangat khawatir daerah-daerah lain itu juga akan diambil.” Kata John Barrasso.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: The Daily Beast

Tags

Terkini

Terpopuler