Sri Lanka Tangguhkan Pembayaran Utang Luar Negeri, Nandalal Weerasinghe: Pembayaran Utang Itu Menantang

12 April 2022, 20:57 WIB
Sri Lanka akan menangguhkan utang luar negeri/@CBSL/Twitter /

KABAR BESUKI - Sri Lanka akan menangguhkan sementara pembayaran utang luar negeri untuk menghindari default yang sulit, menunjuk pada cadangan devisa negara yang terbatas yang perlu disimpan untuk impor kebutuhan pokok seperti bahan bakar.

Langkah tersebut diambil karena cadangan devisa yang dibutuhkan untuk membayar impor kebutuhan pokok seperti obat-obatan dan makanan semakin menipis.

“Sudah sampai pada titik dimana melakukan pembayaran utang itu menantang dan tidak mungkin. Tindakan terbaik yang dapat diambil adalah merestrukturisasi utang dan menghindari default yang sulit," kata Gubernur P Nandalal Weerasinghe kepada wartawan, Selasa 12 April 2022, seperti dilansir Kabar Besuki dari Aljazeera.

Sri Lanka akan memulai pembicaraan dengan Internasional Monetary Fund (IMF) mengenai program pinjaman minggu depan, dengan negara yang menderita pemadaman listrik berkepanjangan di samping kekurangan makanan dan obat- obatan.

Baca Juga: Apa Itu Air Akali Sekaligus Manfaat dan Efek Sampingnya Bagi Tubuh? Simak yuk!

Cadangan devisa negara terebut hanya mencapai $1,93 miliar pada akhir Maret, dengan pembayaran utang luar negeri sekitar $4 miliar yang jatuh tempo tahun ini, termasuk obligasi negara internasional senilai $1 miliar yang jatuh tempo pada Juli.

Pengumuman itu menyusul meningkatnya seruan agar Presiden Gotabaya Rajapaksa dan saudaranya, Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa, untuk mengundurkan diri.  Sejauh ini mereka menentang meskipun diprotes warga akibat inflasi yang mencapai 20 persen dan pemadaman listrik harian selama 13 jam. 

Gubernur mengatakan tindakan itu diambil dengan itikad baik dan ia menekankan bahwa negara berpenduduk 22 juta orang tersebut tidak pernah gagal membayar utangnya.

“Ini untuk sementara sampai kami mencapai kesepakatan dengan kreditur dan dengan dukungan program dengan IMF,” kata Weerasinghe, yang mulai menjabat pekan lalu di tengah meningkatnya keresahan publik yang dipicu oleh krisis ekonomi.

Baca Juga: Jadwal Imsyakiyah dan Sholat Wilayah Banyuwangi 13-15 April 2022 atau 11-13 Ramadhan 1443 H, Cek Sekarang!

“Kita perlu fokus pada impor penting, tidak perlu khawatir tentang pembayaran utang luar negeri,” tambahnya.

Analis JP Morgan memperkirakan pembayaran utang bruto Sri Lanka akan mencapai $7 miliar pada tahun 2022 dan defisit transaksi berjalan sekitar $3 miliar.

"Pasar mengharapkan default ini datang," kata Carl Wong, kepala pendapatan tetap di Avenue Asset Management, yang tidak lagi memegang obligasi Sri Lanka. 

“Sekarang kita harus melihat bagaimana pemerintah baru menangani kekacauan di darat saat berbicara dengan IMF,” tambahnya.

Pemerintahan Rajapaksa juga mencari bantuan dari negara-negara termasuk India dan China, yang merupakan salah satu kreditur terbesarnya.

“China telah melakukan yang terbaik untuk memberikan bantuan bagi pembangunan sosial ekonomi Sri Lanka dan akan terus melakukannya ke depan,” kata seorang perwakilan Kementerian Luar Negeri pada briefing Selasa, 12 April 2022.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler