Demonstrasi Myanmar yang Tewaskan Gadis Usia 7 Tahun dan 164 Korban Lain, Disebut Junta Salah Pengunjuk Rasa

- 24 Maret 2021, 15:06 WIB
Barikade militer Myanmar untuk pengunjuk rasa,
Barikade militer Myanmar untuk pengunjuk rasa, /Reuters

Aktivis pro demokrasi mengubah taktik dan berencana untuk mengadakan pemogokan diam-diam pada Rabu.

“Tidak boleh keluar, toko tutup, tidak bekerja. Semua tutup. Hanya untuk satu hari,” kata Nobel Aung, seorang ilustrator dan aktivis kepada Reuters.

Unggahan di media sosial menunjukkan berbagai usaha mulai dari transportasi daring hingga apotek yang rencananya akan ditutup.

Baca Juga: Menurut Ahli Dokter Kulit, Deodorant Tidak Berpengaruh pada Keringat Berlebih Mungkin Ini Penyebabnya

Junta menghadapi kecaman internasional karena melakukan kudeta yang menghentikan transisi lambat Myanmar menuju demokrasi dan karena penindasan mematikan terhadap protes.

Protes yang hingga kini sudah tercatat menewaskan 164 pengunjuk rasa ini dituduh militer Myanmar sebagai kesalahan pengunjuk rasa.

“Mereka juga warga kami,” kata juru bicara junta Zaw Min Tun dalam konferensi pers di Ibu Kota Naypyidaw, pada Selasa, 23 Maret 2021.

Baca Juga: 'Teman Usaha Rakyat' Terobosan Baru Banyuwangi untuk UMKM Guna Mempercepat Pemulihan Ekonomi

Meskipun menyatakan kesedihan atas banyaknya korban jiwa, Zaw Min Tun menyalahkan aksi unjuk rasa yang juga menewaskan sembilan anggota pasukan keamanan.

“Bisakah kita menyebut mereka pengunjuk rasa damai? Negara atau organisasi mana yang menganggap kekerasan ini damai?” kata dia, sambil menunjukkan video beberapa pabrik yang terbakar.

Halaman:

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: REUTERS


Tags

Terkini