Perusahaan Farmasi Prancis Dinyatakan Bersalah Karena Mengedarkan Obat yang Menewaskan 2000 Orang

- 30 Maret 2021, 08:14 WIB
Foto: Bendera Prancis
Foto: Bendera Prancis /Rianti S/// pexels.com/ Atypeek Dgn

KABAR BESUKI - Sebuah perusahaan farmasi terbesar di Prancis, Servier menerima denda dari pengadilan Prancis sebesar 2.7 juta euro.

Servier dinyatakan bersalah atas penipuan dan pembunuhan secara tak sengaja atas sebuah pil yang diproduksi di laboratorium Servier, yang mengakibatkan kematian sekitar 2.000 orang, seperti dilansir dari The Guardian.

Hal ini merupakan salah satu skandal medis terbesar di Prancis, karena Servier dituduh menutupi efek samping yang berpotensi fatal dari obat Mediator, yang diresepkan secara umum.

Baca Juga: Heboh, Wujud Spesies Hasil Kawin Babi dan Lembu 'Macam-macam Dunia Zaman Sekarang' [Cek Fakta]

Baca Juga: Waspadalah! Kenali 3 Penyebab Utama Bungkuk di Usia Muda, Salah Satunya Karena Postur Duduk yang Salah

Mantan eksekutif Servier, Jean-Philippe Seta dijatuhi hukuman percobaan penjara empat tahun. 

Kemudian Badan Obat-obatan Prancis dijatuhi denda sebesar 303 ribu euro, karena gagal bertindak cepat atas peringatan tentang obat tersebut.

Obat Mediator yang merupakan turunan amfetamin tersebut digunakan sebagai pengobatan diabetes, namun secara luas juga digunakan untuk menekan nafsu makan bagi orang-orang yang ingin menurunkan berat badan.

Setidaknya sebanyak 5 juta orang telah menggunakan obat ini selama periode 1976 hingga November 2009. 

Spanyol dan Italia juga ikut melarang peredaran obat ini, sedangkan AS dan Inggris tidak pernah mengizinkan obat ini beredar di negaranya.

Menteri Kesehatan Prancis memperkirakan hal itu telah menyebabkan kerusakan katup jantung yang menewaskan sedikitnya 500 orang, tetapi penelitian lain menunjukkan jumlah kematian mungkin mendekati 2.000.

Ribuan lainnya diduga mengidap masalah kelemahan jantung. Servier telah membayar jutaan uang sebagai kompensasi.

Ketua pengadilan pidana Prancis, Silvie Daunis menjatuhkan hukuman kepada Servier yang bersalah karena tindakan penipuan.

"Meskipun mengetahui risiko yang diakibatkan obat ini selama bertahun-tahun, mereka [Servier] tidak pernah mengambil tindakan yang diperlukan, sehingga bersalah atas penipuan," kata Daunis.

Baca Juga: Menurut Studi Siklus Bulan Ternyata Berpengaruh Terhadap Waktu Tidur Manusia, Terutama Sebelum Bulan Purnama

Baca Juga: Tulang Punggung Anda Membungkuk di Usia Muda? Begini Cara Efektif untuk Mengatasinya

Skandal tersebut telah memaksa pengunduran diri kepala badan kesehatan masyarakat Prancis, dan memicu kehebohan tentang regulasi obat-obatan dan kekuatan lobi perusahaan farmasi Prancis.

Sidang ini dibuka pada tahun 2019, bertujuan untuk mengetahui bagaimana obat tersebut masih tetap diizinkan berada di pasaran dan diresepkan begitu lamanya di Prancis.

Peringatan ini pertama kali diserukan oleh Irene Frachon, seorang ahli paru dari Brittany Hospital, dua tahun sebelum Mediator ditarik dari pasar.

Frachon menilai catatan pasien dan memperingatkan tentang hubungan antara obat tersebut dan kerusakan jantung dan paru yang serius.

Namun pengacara Servier berpendapat jika perusahaan tersebut tidak menyadari risiko yang diakibatkan oleh Mediator, dan jika Servier tidak pernah berpura-pura jika itu adalah obat diet.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: The Guardian


Tags

Terkini