KABAR BESUKI - Sebuah kelompok pemberontak menuduh militer Myanmar mengerahkan "kekuatan berlebihan", mengatakan pada Sabtu 3 April 2021, bahwa serangan udara terus menerus telah membuat lebih dari 12.000 warga sipil tak bersenjata, termasuk anak-anak mengungsi.
Akhir bulan lalu, kelompok etnis bersenjata Persatuan Nasional Karen (KNU) merebut pangkalan militer di negara bagian Kayin timur, menewaskan 10 perwira militer. Junta membalas dengan serangan udara.
KNU telah menjadi lawan vokal junta militer yang menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dari kekuasaan dua bulan lalu dan mengatakan mereka melindungi ratusan aktivis anti kudeta.
Baca Juga: Pasukan Keamanan Myanmar Menembaki Protes Pro-Demokrasi, Sehingga Menewaskan Empat Orang
Pada hari Sabtu, KNU mengutuk penggunaan "kekuatan berlebihan dengan melakukan pemboman tanpa henti dan serangan udara" dari 27 Maret hingga 30 Maret, yang telah "menyebabkan kematian banyak orang termasuk anak-anak".
"Serangan udara juga menyebabkan lebih dari 12.000 orang mengungsi yang telah meninggalkan desa mereka dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang besar".
Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan militer hanya menargetkan Brigade ke-5 KNU yang memimpin perebutan pangkalan militer dan membunuh para perwira.
"Kami mengalami serangan udara hanya pada hari itu," katanya kepada AFP.