Baca Juga: Muncul Efek Samping Aneh Setelah Vaksinasi COVID-19: Berubahnya Siklus Menstruasi Bagi Wanita
Baca Juga: Panduan Melaksanakan Tarawih di Masjid saat Pandemi Covid-19 agar Aman
Baca Juga: Aktivis Myanmar Bersumpah Akan Melakukan Protes Selama Liburan Tahun Baru
Tritium dianggap relatif tidak berbahaya karena tidak mengeluarkan energi yang cukup untuk menembus kulit manusia dan pembangkit nuklir lainnya di seluruh dunia secara rutin memompa air dengan isotop kadar rendah ke laut.
Amerika Serikat mencatat bahwa Jepang telah bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional dalam menangani situs tersebut sejak krisis di tiga reaktor satu dekade lalu.
"Dalam situasi yang unik dan menantang ini, Jepang telah mempertimbangkan opsi dan efeknya, telah transparan tentang keputusannya, dan tampaknya telah mengadopsi pendekatan sesuai dengan standar keselamatan nuklir yang diterima secara global," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan tentang situsnya.
Namun, penentang rencana tetap khawatir tentang potensi tingkat tritium atau kontaminan lainnya.
Korea Selatan menyatakan "kekhawatiran serius bahwa keputusan tersebut dapat membawa dampak langsung dan tidak langsung pada keselamatan orang-orang kami dan lingkungan sekitarnya." Mereka meminta Jepang untuk memberikan lebih banyak informasi tentang pelepasan air yang direncanakan dan mengatakan akan meningkatkan pengukuran dan pemantauan radiologisnya sendiri.
Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Banyuwangi Selama Puasa Ramadhan 1442 H/2021
Baca Juga: Memicu Kerusuhan, Saat Polisi Menembak Mati Orang Kulit Hitam di Dekat Minneapolis