Dikabarkan Dollar Menurun Selama Tiga Minggu Ditengah Meredam Kekhawatiran Atas Inflasi, Simak Ulasannya

- 14 April 2021, 09:05 WIB
foto : dolar
foto : dolar /ALiefia R/ pexels // user : @pixabay

Dolar kehilangan tenaga namun karena imbal hasil obligasi AS merosot pada hari Selasa, sehingga mengurangi daya tarik hasil mata uang, karena permintaan yang kuat untuk lelang obligasi 30 tahun mengalahkan kekhawatiran tentang inflasi.

Bank sentral AS telah mengatakan akan melihat melalui kenaikan sementara inflasi, dan analis memperkirakan hal itu akan memungkinkan inflasi berjalan lebih dari perkiraan sebelum menaikkan suku bunga.

Presiden Bank Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan pada hari Selasa bahwa kecil kemungkinan inflasi akan lepas kendali tahun ini.

Masih banyak investor yang waspada terhadap risiko percepatan lebih lanjut dalam ekonomi AS karena peluncuran vaksinasi telah bergerak cepat, memungkinkan kegiatan ekonomi untuk dimulai kembali.

Baca Juga: Pemkab Fasilitasi Pasar Takjil Ramadhan di 25 Kecamatan Banyuwangi, Prokes Tetap Dikawal

"Pada akhirnya akan ada stimulus fiskal skala besar lainnya, yang akan mendukung dolar," Yamamoto Mizuho juga menambahkan. Dilansir Kabar Besuki dari Reuters.

Di tempat lain, dolar Singapura naik 0,2 persen menjadi 1,3386 Dolar Singapura per Dolar AS setelah Otoritas Moneter Singapura (MAS) membiarkan pengaturan kebijakan nilai tukarnya tidak berubah.

Rusia naik sekitar 2 persen semalam setelah Presiden AS Joe Biden meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengurangi ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Pemuda Pengedar Sabu Asal Muncar Ditangkap, Barang Bukti Satu Paket Sabu Diamankan

Biden menelepon Putin untuk mengusulkan mereka bertemu di negara ketiga, sebagai tanda keprihatinan tentang ketegangan yang tidak terkendali dalam krisis Ukraina. Dilansir Kabar Besuki dari Reuters.***

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: REUTERS


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah