Terorisme Terjadi di Afghanistan, Banyak Anak Perempuan Menjadi Korban

- 10 Mei 2021, 07:02 WIB
Ilustrasi Ledakan
Ilustrasi Ledakan /WikiImages/Pixabay.com

KABAR BESUKI - Sekolah Sayed Al-Shuhada, Afghanistan terkena dampat serangan brutal yang mengakibatkan ratusan orang terluka dan puluhan korban jiwa, termasuk murid perempuan di sekolah tersebut. Akibat kejadian tersebut, Indonesia turut mengutuk keras kepada pelaku pengeboman tersebut.

“Duka cita dan simpati yang mendalam terhadap keluarga korban dan seluruh rakyat Afghanistan,” kata Kementerian Luar Negeri RI melalui Twitter, Minggu 9 Mei 2021.

Saat ini Pemerintah Indonesia memberikan pernyataan bahwa akan terus memberikan dukungan untuk memerangi teror, untuk menciptakan perdamaian di Afghanistan.

Baca Juga: Iis Dahlia Unggah Foto Bukber, Ada Nissa Sabyan dan Ayus, Netizen: Ada yang Buncit

Dilansir dari situs Antara, korban tewas akibat ledakan di luar sebuah sekolah di Ibu Kota Kabul telah meningkat menjadi 68, kata para pejabat Afghanistan pada Minggu.

Para dokter tengah berjuang untuk memberikan perawatan medis kepada 165 orang yang terluka dan para pejabat berusaha untuk mengidentifikasi jenazah.

Pengeboman yang terjadi pada Sabtu 8 Mei 2021, mengguncang lingkungan Muslim Syiah di kota itu, Dasht-e-Barchi. Komunitas, minoritas agama di Afghanistan, telah menjadi sasaran di masa lalu oleh militan ISIS, sebuah kelompok militan Sunni.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 10 Mei 2021: Bukti Aldebaran Sudah Sadar dn Dirinya Mulai Menerima Reyna Kembali

Awalnya sebuah bom mobil diledakkan di depan sekolah Sayed Al-Shuhada pada Sabtu, dan ketika para siswa bergegas keluar karena panik, dua bom lain meledak.

Para pejabat mengatakan sebagian besar dari mereka yang tewas adalah gadis sekolah. Beberapa keluarga masih mencari anak-anak mereka yang hilang di rumah sakit.

"Ledakan pertama sangat kuat dan terjadi begitu dekat dengan anak-anak sehingga beberapa dari mereka tidak dapat ditemukan," kata seorang pejabat Afghanistan, yang tidak mau disebutkan namanya.

Baca Juga: Titisan Nyai Roro Kidul Ramal Keluarga yang Mudik dengan Jalan Kaki dari Gombong ke Bandung Akan Sukses

Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa semua kecuali tujuh atau delapan korban adalah siswi yang pulang setelah menyelesaikan studi.

Pada Minggu, warga sipil dan polisi mengumpulkan buku dan tas sekolah yang berserakan di jalan berlumuran darah yang sibuk dengan pembeli menjelang perayaan Idul Fitri minggu depan.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Sabtu menyalahkan serangan itu pada gerilyawan Taliban, tetapi juru bicara Taliban membantah terlibat, mengatakan kelompok itu mengutuk setiap serangan terhadap warga sipil Afghanistan.

Baca Juga: [BREAKING NEWS] Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat Resmi Terjaring OTT KPK

Kutukan juga datang dari Paus Fransiskus terhadap serangan di Kabul, dan menyebutnya sebagai "tindakan tidak manusiawi," Kata dia.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres juga mengutuk serangan itu dan mengungkapkan simpati terdalamnya kepada keluarga para korban dan kepada pemerintah serta rakyat Afghanistan.

Dikatakan saat ini keluarga para korban menyalahkan pemerintah Afghanistan dan kekuatan Barat karena gagal mengakhiri kekerasan dan perang yang sedang berlangsung.

Keamanan diintensifkan di seluruh Kabul setelah serangan itu, tetapi pihak berwenang mengatakan mereka tidak akan dapat menjamin keamanan ke semua sekolah, masjid, dan tempat umum lainnya.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Bongkar Adanya Dugaan Korupsi dan Mafia Pengadaan Alutsista di Indonesia

Konflik masih berkecamuk di Afghanistan, dengan pasukan keamanan terlibat dalam pertempuran setiap hari dengan Taliban yang telah mengobarkan perang untuk menggulingkan pemerintah yang didukung asing sejak mereka digulingkan dari kekuasaan di Kabul pada 2001.

Meskipun Amerika Serikat tidak memenuhi batas waktu penarikan 1 Mei yang disepakati dalam pembicaraan dengan Taliban tahun lalu, proses penarikan pasukan telah dimulai, dengan Presiden Joe Biden mengumumkan semua pasukan akan keluar dari Afghanistan pada 11 September mendatang.

Tetapi penarikan pasukan asing telah menyebabkan gelombang pertempuran antara pasukan keamanan Afghanistan dan gerilyawan Taliban, saat kedua belah pihak berusaha untuk mempertahankan kendali atas pusat-pusat strategis.

Baca Juga: Aurel Memberi Kabar Bahwa Positif Hamil, Ibunda Atta : Gak Usah Diikutin Kalau Ngidam Apa-apa

Para pengkritik keputusan tersebut mengatakan bahwa militan Islamis akan mencoba merebut kekuasaan dan warga sipil yang ketakutan sekali lagi berada di bawah pemerintahan Taliban yang brutal dan menindas.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com


Tags

Terkini

x