Joe Biden Diam-diam Jual Senjata ke Israel Berupa Bom Canggih Senilai 10,5 Triliun, Partai Demokrat tak Setuju

- 20 Mei 2021, 11:52 WIB
 Presiden Amerika Serikat Joe Biden./Instagram/@joebidenne
Presiden Amerika Serikat Joe Biden./Instagram/@joebidenne /
KABAR BESUKI - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, diam-diam setuju menjual senjata berupa bom canggih senilai US$735 juta (sekitar Rp10.5 triliun) kepada Israel.
 
Sumber-sumber di Kongres AS mengatakan para anggota kemungkinan besar akan menyetujuinya meski saat ini terjadi kekerasan di Palestina.
 
Dilansir Kabar Besuki dari Reuters, Selasa, 18 Mei 2021, seorang sumber di Kongres AS mengatakan senjata yang dijual ke Israel itu adalah jenis peluru kendali pandu terarah.
 
Menurut tiga staf ahli anggota Kongres AS, atasan mereka sudah diberitahu soal rencana penjualan persenjataan kepada Israel pada 5 Mei lalu. 
 
Hal itu dilakukan sebagai bagian dari proses yang harus dilakukan sebelum penjualan itu disetujui Kongres.
 
Senjata yang dijual dalam kesepakatan itu pun tak main-main. Israel akan mendapatkan rudal akurat dan kemampuan amunisi khusus yang dimiliki AS.
 
Salah satu senjata canggih yang akan dijual AS adalah jenis Amunisi Serang Langsung Gabungan (JDAM) buatan Boeing. 
 
Perangkat itu bisa mengubah bom yang mulanya tidak berpemandu yang diluncurkan dari pesawat tempur atau pesawat pembom ringan menjadi bisa dikendalikan dengan menggunakan Alat Pemandu Global (GPS).
 
Langkah penjualan senjata itu pun sempat mendapatkan kritikan. Pasalnya bukan gencatan senjata yang akan terjadi, melainkan kemungkinan peperangan dan kekerasan lainnya.
 
Dilain pihak kelompok progresif Partai Demokrat di DPR Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu memperkenalkan langkah untuk memblokir penjualan amunisi presisi dipandu yang diusulkan senilai USD735 juta ke Israel.

Anggotakelompok progresif Partai Demokrat, Alexandria Ocasio-Cortez, memelopori resolusi ketidaksetujuan bersama dengan perwakilan Mark Pocan dan Rashida Tlaib.

Mereka berusaha untuk melarang penjualan senilai USD735 juta yang diusulkan, sebagian besar terdiri dari apa yang dikenal sebagai Joint Direct Attack Munitions, yang mengubah "bom bodoh" menjadi senjata berpemandu presisi.
 
Saat dimintai komentar, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan mereka tidak bisa memberi jawaban secara terbuka atau mengkonfirmasi soal penjualan senjata ke Israel ini. 
 
"Kami tetap sangat prihatin tentang kekerasan saat ini dan bekerja untuk mencapai ketenangan yang berkelanjutan," kata juru bicara itu.
 
Presiden AS Joe Biden sebelumnya menyetujui penjualan itu pada 5 Mei lalu, tetapi serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah mendorong beberapa rekannya dari Partai Demokrat untuk sangat menentangnya.
 
Langkah tersebut hampir pasti akan gagal dengan periode peninjauan Kongres untuk penutupan penjualan pada hari Jumat. 
 
Namun menurut kantor Ocasio-Cortez anggota Kongres masih dapat menghentikan atau mengubah penjualan setelah periode peninjauan berakhir hingga titik pengiriman.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: REUTERS


Tags

Terkini

x