Ilmuwan Mendesak Tim Penyelidik Asal Muasal Covid-19 Memeriksa Hewan Apa Saja yang Dijual di Pasar Wuhan

- 30 Mei 2021, 18:14 WIB
Suasana jalanan di pasar Wuhan/ REUTERS/Aly Song
Suasana jalanan di pasar Wuhan/ REUTERS/Aly Song /

KABAR BESUKI - Meskipun beberapa waktu lalu WHO telah mengumumkan hasil investigasi mereka terkait asal muasal SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19, sejumlah negara masih tidak menerima hasilnya dan meminta investigasi kembali.

Salah satu ilmuwan terkemuka, Eddie Holmes telah meminta pemilik kios di pasar makanan laut Huanan di Wuhan untuk diselidiki lebih lanjut mengenai epidemi COvid-19 yang pertama terjadi di wilayah tersebut.

Hingga kini teori yang paling populer adalah jika pusat penyebaran pertama Covid-19 berasal dari pasar di Wuhan.

Baca Juga: Pasca Konflik, Cina Berikan Bantuan Kemanusiaan ke Palestina Senilai Rp14 Miliar dan 200 Ribu Vaksin

Namun tim peneyelidik dari WHO yang datang ke Wuhan pada Januari 2021 hanya mewawancarai dua operator toko, dan tidak menyelidik perdagangan satwa liar yang terjadi di Wuhan.

"Karena satwa liar menghadirkan risiko terbesar, ini seharusnya menjadi prioritas di Investigasi WHO. Namun, saya tidak yakin siapa yang mengontrol jadwal WHO jadi itu mungkin di luar kendali mereka," kata Edward Holmes, seperti dilansir dari The Guardian.

Laporan media Tiongkok pada awal wabah mengklaim bahwa ada mamalia liar hidup yang ada di pasar sebelum ditutup, namun belum ada penyelidikan lebih lanjut mengenai hal itu.

Baca Juga: Begini Percakapan Terakhir Antara Ibunya dan Pengantin Pria yang Dikabarkan Tewas Karena Lompat dari Lantai 7

Laporan WHO dari November tahun lalu juga menyebutkan bahwa hingga akhir Desember 2019, 10 operator kios memperdagangkan hewan liar hidup termasuk tupai, rubah, rakun, babi hutan, salamander raksasa, landak, dan rusa sika.

Satwa liar lain yang diperdagangkan di pasar termasuk ular, katak, burung puyuh, tikus bambu, kelinci, buaya, dan musang.

“Langkah kuncinya adalah menentukan hewan apa, terutama mamalia, yang ada di pasar antara Agustus hingga Desember 2019. Perlu ada pengungkapan penuh informasi ini," ujar Holmes.

Baca Juga: Minum Teh Tawar Tanpa Gula Ternyata Punya Banyak Manfaat Bagi Kesehatan, Salah Satunya Bikin Awet Muda

Menurutnya setiap hewan tersebut perlu diidentifikasi dan dicari sumbernya baik dari peternakan, pedagang, ataupun lokasi liar.

Beberapa bulan setelah virus tersebut merebak, China kemudian mengumumkan larangan memperdagangkan dan konsumsi hewan liar di Februari 2020.

Menurut keterangan WHO, meskipun mereka mengadakan penyelidikan yang dilakukan timnya 'tidak cukup ekstensif', namun mereka juga mengatakan jika teori mengenai teori virus yang lolos dari laboratorium virologi di Wuhan adalah kecil kemungkinannya.

Baca Juga: Berapa Lama Sunscreen Bertahan Sebelum Kadaluarsa? Ini Cara Menyimpan dengan Benar

Namun AS kemungkinan menganggap kebocoran laboratorium virologi di Wuhan adalah sebuah kemungkinan dan harus diselidiki lebih jauh.

Presiden AS Joe Biden juga telah memerintahkan komunitas intelijen AS untuk meningkatkan upaya dalam mempelajari asal-usul virus corona.

Eddie Holmes mengatakan jika dua dari 18 badan intelijen condong ke penularan dari hewan dan satu lebih condong ke teori kebocoran lab.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: The Guardian


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah