Pemimpin Taliban Meminta Bantuan Asing untuk Pengungsi Afghanistan Demi Hadapi Musim Dingin

- 21 September 2021, 15:30 WIB
Pemimpin Taliban Meminta Bantuan Asing untuk Pengungsi Afghanistan Demi Hadapi Musim Dingin
Pemimpin Taliban Meminta Bantuan Asing untuk Pengungsi Afghanistan Demi Hadapi Musim Dingin /WikiImages/Pixabay

KABAR BESUKI - Seorang pemimpin Taliban telah mendesak tindakan dan meminta bantuan dari masyarakat internasional, termasuk lembaga donor, untuk membantu pengungsi Afghanistan, terutama menjelang musim dingin yang sudah dekat.

Dalam beberapa hari terakhir, kelompok bantuan telah memperingatkan Afghanistan menghadapi krisis kemanusiaan yang akan datang jika bantuan dan sumber daya tidak dikirim ke negara itu secepatnya.

Menurut Program Pangan Dunia PBB, Kemiskinan bisa melonjak hingga 97 persen pada pertengahan tahun depan.

Baca Juga: Rocky Gerung Sindir Kedunguan Buzzer yang Kaitkan Isu Laut Natuna Utara dengan Taliban

Hal tersebut dapat terjadi karena kelaparan dan kekeringan memaksa ribuan orang pindah ke kota-kota untuk mencari perlindungan.

Menteri pengungsi Taliban, Khalil-ur-Rahman Haqqani, mengatakan sementara ribuan orang mengungsi.

“Sekarang ada perdamaian di Afghanistan dan semua orang bisa kembali ke rumah," ujarnya, dikutip Kabar Besuki dari Aljazeera.

“Diperkirakan 20.000 orang berada di Kabul dari lembah Panjshir,” imbuh Haqqani.

Menurutnya, saat ini prioritas tertinggi adalah kota Kabul yang merupakan terpadat dan terdapat jumlah pengungsi yang sangat tinggi.

Baca Juga: Rocky Gerung Pertanyakan Sikap Diplomasi Indonesia terhadap AUKUS: Bebasnya ke Mana, Aktifnya ke Mana?

“Prioritasnya adalah Kabul karena merupakan kota terpadat dan menampung jumlah pengungsi tertinggi,” tuturnya.

Haqqani menambahkan bahwa orang-orang yang mengungsi akan diberikan bantuan untuk kembali kerumah mereka dan membantu membangun kembali rumah mereka jika telah rusak.

Tetapi interaksi apa pun dengan Haqqani kemungkinan akan rumit karena pemerintah AS telah menetapkannya sebagai teroris global.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Singapura Capai Angka 1.004, Depkes Himbau Gejala Ringan untuk Hindari Rumah Sakit

Amerika Serikat telah memberikan hadiah 5 juta dollar AS dan dia juga telah diberi sanksi oleh PBB, dengan tuduhan termasuk berhubungan dengan al-Qaeda.

Kelompok itu mengatakan sanksi seharusnya dihapus menyusul kesepakatan yang ditandatangani oleh AS di Qatar tahun lalu.

Dia mengatakan tahap selanjutnya dari rencana tersebut adalah membuat kota-kota khusus di setiap provinsi dari mana orang-orang dipindahkan dan dirancang untuk memiliki fasilitas serta pekerjaan dalam pembangunan, jasa, konstruksi dan pertanian bagi masyarakat setempat.

Baca Juga: Ini Daftar HP yang Akan Diblokir WhatsApp per 1 November 2021, Ada Samsung Sampai iPhone

“Alasannya adalah untuk memastikan ada solusi satu jendela bagi mereka yang ingin membantu, memusatkan kebutuhan dari seluruh negeri, mengurangi pemborosan, menghapus korupsi, dan memastikan semua bantuan menjangkau mereka yang paling layak mendapatkannya,” tambahnya.

Haqqani mengaku memang ada masalah Cash Flow di negara itu.

“Masalah cash flow, tapi insya Allah masalah ini perlahan kita atasi juga,” tuturnya.

“Yang paling penting adalah perdamaian di Afghanistan tidak menjamin adanya pengungsi atau orang terlantar,” tambahnya.

 Baca Juga: Astronot China Berhasil Mendarat di Bumi Setelah 90 Hari Misi di Luar Angkasa

Pada hari Jumat, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi meminta negara-negara terlibat untuk membantu Taliban atau mengambil risiko krisis kemanusiaan.

Grandi juga mengatakan masyarakat internasional seharusnya tidak hanya memberikan bantuan kepada negara yang dilanda kemiskinan itu, tetapi juga menerima pengungsi Afghanistan.

Pada hari Rabu, penasihat keamanan nasional Pakistan Moeed Yusuf juga meminta masyarakat internasional untuk terlibat dengan Taliban atau mengambil risiko kembalinya ketidakstabilan di Afghanistan.

Sebelum pengambilalihan Taliban, sepertiga dari produk domestik bruto (PDB) negara itu diambil dari pendanaan asing.

Baca Juga: Puluhan Orang dalam Lingkaran Presiden Putin Dinyatakan Positif Covid-19

Taliban mengambil alih Kabul bulan lalu setelah dengan cepat merebut lebih dari selusin ibu kota provinsi dalam waktu kurang dari dua minggu.

Setelah jatuhnya Kabul, AS dan negara-negara lain, termasuk sekutu NATO, mengevakuasi ribuan warga dan warga negara Afghanistan yang memenuhi syarat.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Aljazeera


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x