Dilanda Krisis Bahan Bakar, Lebanon Terpaksa Menutup 2 Pembangkit Listrik Utama

- 10 Oktober 2021, 11:10 WIB
ilustrasi Dilanda Krisis Bahan Bakar, Lebanon Terpaksa Menutup 2 Pembangkit Listrik Utama/
ilustrasi Dilanda Krisis Bahan Bakar, Lebanon Terpaksa Menutup 2 Pembangkit Listrik Utama/ /Pexels/Jo Kassis

KABAR BESUKI – Dilanda krisis bahan bakar untuk pembangkit listrik, akhirnya Lebanon terpaksa menutup dua pembangkit listrik utamanya pada Sabtu, 9 Oktober 2021. Hal tersebut membuat krisis listrik terjadi di negara tersebut.

Penutupan pembangkit listrik Deir Ammar dan Zahrani pada hari Sabtu tersebut karena kekurangan bahan bakar berupa diesel.

Atas kejadian penutupan tersebut, penduduk Halba di provinsi Akkar utara memprotes hal tersebut dengan aksi di kantor regional produsen Electricite du Liban (EDL) yang dikelola negara.

Baca Juga: Terbongkar Aksi Pria Sholat Gunakan Cadar dan Berjamaah di Shaf Wanita

Di Tripoli terdekat, penduduk yang marah memblokir jalan dengan mobil dan membakar ban setelah pemadaman listrik yang memperburuk kekurangan air.

Peneliti energi di Institut Tarif Issam Universitas Amerika di Beirut, Marc Ayoub mengatakan bahwa penutupan tersebut akibat dari tidak adanya bahan bakar dan pembangkit listrik yang terbatas.

“Tidak ada bahan bakar dan pembangkitan yang terbatas, sehingga variasi frekuensi merusak jaringan,” ujarnya, dikutip Kabar Besuki dari Aljazeera.

Baca Juga: Jalan Rusak di Sorong Mendadak Mulus Saat Dilalui Jokowi, Rocky Gerung: Sulap Menyulap Supaya Dapat Headline

Menurutnya, jumlah pembangkit listrik terlalu sedikit dibanding dengan kebutuhan listrik di daerah tersebut.

 "Itu terjadi sekitar 16 kali selama dua minggu terakhir karena pembangkitan terlalu sedikit dibandingkan dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai stabilitas jaringan," imbuhnya.

Media lokal melaporkan pihak berwenang berjuang untuk mengamankan bahan bakar dari stok cadangan mereka untuk memasok sebagian listrik negara ke beberapa daerah yang terkena dampak.

EDL mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pengiriman bahan bakar akan tiba Sabtu malam dan akan dibongkar awal minggu depan untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik menjadi 500 megawatt yang sebelumnya kurang dari 200 megawatt.

Baca Juga: Kericuhan Terjadi Saat Pertandingan Tinju PON di Papua, Kontingen DKI Jadi Sasaran Pemukulan

Pengiriman bahan bakar lain dari kesepakatan Irak juga akan tiba akhir bulan ini.

Sementara itu, EDL mengatakan sedang berkomunikasi dengan fasilitas minyak di Tripoli dan Zahrani untuk membeli bahan bakar dalam jumlah terbatas untuk memasok pembangkit listrik selama beberapa hari ke depan.

Perkembangan krisis listrik yang sedang berlangsung di Lebanon terjadi sekitar seminggu setelah dua tongkang listrik Turki yang terapung di lepas pantai berhenti menghasilkan listrik setelah berakhirnya kontrak pemerintah.

EDL terus berjuang secara finansial untuk mengamankan bahan bakar untuk menjalankan pembangkit listriknya.

Baca Juga: Yosef Ziarah ke Makam Tuti Suhartini dan Amelia Mustika Ratu: Kami Berharap Kasus Ini Segera Terungkap

Sepanjang tahun, ia mengandalkan uang muka dari bank sentral dan langkah-langkah sementara lainnya untuk tetap berfungsi.

Krisis bahan bakar telah melumpuhkan sebagian besar kehidupan publik, memaksa sebagian besar penduduk bergantung hampir sepenuhnya pada generator swasta yang mahal untuk menyalakan lampu.

Selain itu, Rumah sakit juga sedang berjuang dengan krisis tersebut dan khawatir akan keselamatan pasien mereka.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Aljazeera


Tags

Terkait

Terkini