Amerika Serikat Akan Bela Taiwan Jika Terjadi Serangan dari China: Kami Tidak Akan Mundur

- 22 Oktober 2021, 15:15 WIB
ilustrasi Amerika Serikat Akan Bela Taiwan Jika Terjadi Serangan dari China: Kami Tidak Akan Mundur/Instagram/@joebiden
ilustrasi Amerika Serikat Akan Bela Taiwan Jika Terjadi Serangan dari China: Kami Tidak Akan Mundur/Instagram/@joebiden /

 

KABAR BESUKI – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan Amerika Serikat akan membela Taiwan jika pulau itu diserang oleh China.

Komentar tersebut dinilai telah menyimpang dari kebijakan lama AS tentang 'ambiguitas strategis'.

Saat diwawancarai tentang membela Taiwan, Joe Biden mengiyakan dan berkomitmen tentang hal tersebut.

AS telah bertahun-tahun mempertahankan kebijakan "ambiguitas strategis" di mana ia memberikan dukungan militer utama ke Taiwan, tetapi tidak secara eksplisit berjanji untuk datang membantu pulau itu jika terjadi serangan China.

Baca Juga: 2 Benda Pengusir Makhluk Halus dari Rumah Angker, Praktisi Spiritual Beberkan Hal ini

Melansir Kabar Besuki dari Aljazeera, Gedung Putih kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa kebijakan AS tentang Taiwan tidak berubah.

“Hubungan pertahanan AS dengan Taiwan dipandu oleh Undang-Undang Hubungan Taiwan. Kami akan menjunjung tinggi komitmen kami di bawah Undang-Undang, kami akan terus mendukung pertahanan diri Taiwan, dan kami akan terus menentang setiap perubahan sepihak terhadap status quo,” ujar seorang juru bicara dari Gedung Putih.

Pada bulan Agustus lalu, seorang pejabat administrasi Biden mengatakan kebijakan AS tentang Taiwan tidak berubah setelah presiden tampaknya menyarankan Amerika Serikat akan mempertahankan pulau itu jika diserang.

Awal bulan ini, Presiden Biden tampaknya menyarankan ada kesepakatan antara China dan AS atas Taiwan.

Baca Juga: Sanksi Berat Akan Diterima oleh Bripka NP, Polisi yang Membanting Mahasiswa di Tangerang

Diketahui China telah meningkatkan tekanan pada Taiwan dalam beberapa bulan terakhir dan mengirim lusinan pesawatnya ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) pulau-pulau itu dalam serangkaian serangan mendadak yang dimulai pada 1 Oktober, Hari Nasional China.

Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan awal bulan ini bahwa ketegangan militer di selat itu adalah yang terburuk dalam kurun waktu lebih dari 40 tahun.

Ia juga mengatakan bahwa China akan mampu melakukan invasi "skala penuh" pada tahun 2025 mendatang.

Taiwan mengatakan itu adalah negara merdeka dan akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.

Baca Juga: Danu dan Yoris Dibelain Sampai Dikawal Oleh 9 Naga Takut Dituduh Jadi Pelaku Pembunuhan Subang

China, yang telah memodernisasi angkatan bersenjatanya dan mengembangkan persenjataan canggih, telah mengecam apa yang disebutnya “kolusi” antara Washington dan Taipei.

Saat Joe Biden ditanya apakah AS akan mampu mengikuti perkembangan militer China yang pesat?, ia juga mengiyakan.

“China, Rusia, dan seluruh dunia tahu bahwa kami adalah militer paling kuat dalam sejarah dunia,” ujar Biden.

“Yang perlu Anda khawatirkan adalah apakah mereka akan terlibat dalam kegiatan yang akan menempatkan mereka pada posisi di mana mereka mungkin membuat kesalahan serius,” imbuhnya.

Baca Juga: Sebanyak 151 Daftar Pinjaman Online 'Pinjol' yang Sudah Diblokir dan Ditutup Atas Rekomendasi SWI

“Saya tidak ingin perang dingin dengan China. Saya hanya ingin China mengerti bahwa kami tidak akan mundur, bahwa kami tidak akan mengubah pandangan kami,” pungkasnya.

Pada hari Kamis lalu, Financial Times melaporkan bahwa China telah menguji dua rudal hipersonik satu pada bulan Juli dan satu pada bulan Agustus yang dinilai sebagai sebuah langkah yang telah mengejutkan AS.

Sebagai informasi, Amerika Serikat dan Rusia juga mengembangkan senjata hipersonik, yang lebih sulit dihalau daripada rudal balistik yang ada saat ini.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Aljazeera


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah