Lebih dari 90 Migran Libya Tenggelam di Laut Mediterania, Begini Faktanya!

- 3 April 2022, 22:05 WIB
ilustrasi tenggelamnya 90 migran di Mediterania
ilustrasi tenggelamnya 90 migran di Mediterania /Pexels/Trace Hudson

KABAR BESUKI – Seperti yang dilansir Kabar Besuki dari Channel News Asia, lebih dari 90 orang di kapal yang penuh dan sesak tenggelam di Laut Mediterania.

Hal tersebut diungkapkan oleh sebuah kelompok kemanusiaan. Mereka mengungkapkan bahwa kapal tersebut berisi para migran yang berangkat dari Afrika Utara untuk mencari kehidupan yang lebih layak ke Eropa.

Pada Jumat malam, Doctors Without Borders mengatakan para migran masih berada di kapal yang meninggalkan Libya pekan lalu tersebut. Tidak jelas kapan tepatnya kapal itu mengalami masalah, kata Juan Matias Gil, kepala misi kelompok itu.

Baca Juga: Rusia Terus Kekurangan Obat Setelah Dimulainya Perang Ukraina

Kelompok itu, yang juga dikenal dengan akronim Prancis MSF, mengatakan sebuah kapal tanker minyak menyelamatkan empat migran Sabtu pagi di perairan internasional. Para penyintas melaporkan bahwa mereka berada di kapal bersama sekitar 100 migran lainnya.

MSF juga mengatakan kapal tanker itu tidak menanggapi seruannya untuk tidak mengembalikan para migran ke Libya. Karena para penyintas itu akan kembali mengalami penahanan, pelecehan dan perlakuan yang buruk.

MSF juga mendesak Italia dan Malta untuk menetapkan tempat aman bagi para penyintas sebelum terlambat. Kelompok itu juga meminta badan perlindungan perbatasan Uni Eropa Frontex dan badan-badan UE lainnya untuk mengungkap rincian insiden tersebut.

Para migran yang putus asa secara teratur berusaha menyeberangi Laut Tengah dari negara Afrika Utara dalam upaya untuk mencapai pantai Eropa. Mereka mempertaruhkan nyawa menyebrangi lautan demi kehidupan yang lebih baik.

Baca Juga: Omicron di Puncak Tertinggi China dengan Subtipe Baru, Dilaporkan Melebihi 13 Ribu Kasus Harian

Negara ini telah menjadi titik transit dominan bagi para migran yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Afrika dan Timur Tengah.

Sekelompok penyelundup manusia dalam beberapa tahun terakhir telah diuntungkan dari kekacauan di Libya. Mereka menggunakan kesempatan tersebut untuk meraup keuntungan pribadi dan tidak peduli akan nasib para migran.

Penyelundupan migran melintasi perbatasan panjang negara kaya minyak itu dengan enam negara lainnya. Para migran kemudian biasanya dikemas ke dalam perahu karet yang tidak lengkap standar keamanannya dan berangkat dalam perjalanan laut yang berisiko.

Menurut Organisasi Migrasi Internasional, sekitar 300 migran meninggal atau diduga tewas di sepanjang rute Mediterania Tengah antara 1 Januari dan 28 Maret 2022. Sekitar 3.100 dicegat dan dibawa kembali ke Libya.

Baca Juga: Tahun Ini Menjadi Kasus Covid-19 Tertinggi di China, Setelah Februari 2020

Begitu kembali ke Libya, para migran biasanya dibawa ke pusat penahanan yang dikelola pemerintah yang penuh dengan pelecehan dan perlakuan buruk.

IOM Mencatat pada tahun 2021, setidaknya 32.425 migran dicegat dan dikembalikan ke Libya. Setidaknya 1.553 diperkirakan tenggelam tahun lalu.

Penyelidik yang ditugaskan oleh badan hak asasi manusia PBB menemukan bukti kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Libya terhadap migran yang ditahan di negara itu.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Channel News Asia


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x